Jembatan Holtekamp Siap Dikirim Utuh dari Surabaya ke Papua

Jembatan Holtekamp memiliki nilai strategis untuk mengatasi kepadatan kawasan perkotaan, pemukiman, dan kegiatan perekonomian Jayapura.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 02 Des 2017, 12:36 WIB
Konstruksi box baja pelengkung bentang utama Jembatan Holtekamp yang diproduksi PAL Indonesia siap dikirim dengan kapal secara utuh ke Jayapura. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Konstruksi satu dari dua box baja pelengkung bentang utama Jembatan Holtekamp yang diproduksi di PT PAL Indonesia, Surabaya telah rampung dan siap dikirim dengan kapal secara utuh ke Jayapura.

Rencananya, pengiriman box baja pelengkung dengan panjang 120 meter tersebut dilakukan pada Minggu (3/12/2017) bertepatan dengan Hari Bhakti PU ke-72.

"Umumnya, perangkaian sebuah jembatan dilakukan di lokasi. Namun untuk Holtekamp, perangkaian konstruksi dilakukan di tempat berbeda yaitu di PT PAL Indonesia Surabaya," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (2/12/2017).

Pembuatan pelengkung bentang tengah tersebut dilakukan sejak Juli 2017. Sementara, untuk pengiriman box baja pelengkung kedua akan dilakukan pada pertengahan Desember 2017.

Dalam pembuatannya, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 95 persen. Hal ini untuk mendukung pemanfaatan dan produksi baja dalam negeri.

Jembatan lengkung box ini merupakan bentang terpanjang dan terlebar di Indonesia. Lalu, pengiriman jembatan secara utuh dengan memakan jarak terjauh yakni 3.200 km dari Surabaya. Proyeksinya memakan waktu 30 hari.

Jembatan Holtekamp ini juga dilengkapi spesial bearing dinamakan seismic isolation pendulum bearing dan spesial expansion joint.

Panjang bentang utama jembatan ini 400 meter. Lalu, ditambah jembatan pendekat 332 meter yang terdiri 33 meter pendekat dari arah Hamadi dan 299 meter dari arah Holtekamp. Sehingga, total panjang jembatan keseluruhan 732 meter. Lebar jembatan adalah 21 meter yang terdiri 4 lajur 2 arah dilengkapi median jalan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Proyek Strategis

Keberadaan Jembatan Holtekamp memiliki nilai strategis yakni untuk mengatasi kepadatan kawasan perkotaan, pemukiman, dan kegiatan perekonomian di dalam Kota Jayapura.

Pasalnya, jembatan ini memangkas jarak tempuh hingga 17 kilometer di antara kedua lokasi tersebut. Hal ini berpengaruh pada waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Muara Tami yang akan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw yang sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam kini menjadi 60 menit.

Pembangunan Jembatan Holtekamp dilakukan bersama oleh Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Kota Jayapura. Kementerian PUPR mendanai pembangunan jembatan utama.

Pemerintah Provinsi Papua mendanai pembangunan Jembatan Pendekat Arah Holtekamp dan Pemerintah Kota Jayapura mendanai pembangunan jalan pendekat dan pembebasan lahan.

Biaya yang dikeluarkan untuk membangun jembatan di atas Teluk Youtefa ini mencapai Rp 1,7 triliun. Proyek ini dikerjakan kontraktor konsorsium PT Pembangunan Perumahan Tbk, PT Hutama Karya, dan PT Nindya Karya.

Basuki Hadimuljono menargetkan pembangunan Jembatan Holtekamp ini selesaikan pada September 2018 atau lebih cepat dari rencana semula tahun 2019. Saat ini progres pembangunan fisik jembatan telah mencapai 78,68 persen.

"Pembangunan Jembatan Holtekamp tidak banyak mengalami kendala. Sesuai rencana awal akan selesai tahun 2019, namun tengah kami upayakan percepatan penyelesaiannya," tukas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya