Liputan6.com, Jakarta Move on sebuah hubungan yang telah terjalin sekian lama dapat menjadi sebuah proses yang rumit. Meski Anda dan mantan telah sepakat untuk mengakhiri hubungan, atau bahkan Anda sendiri yang berinisiatif mengakhirinya, efek yang terasa tidaklah berbeda.
Dilansir dari psychologytoday.com, Sabtu (2/12/2017), Elizabeth Kubler-Ross menuliskan dalam bukunya yang berjudul On Death and Dying bahwa rasa duka yang dirasakan seseorang saat putus cinta memiliki fase yang serupa dengan proses berduka atas kematian orang yang disayangi. Berikut ini adalah 5 fase patah hati menurut Dr Kubler-Ross.
Advertisement
1. Penyangkalan
Pada fase ini, hati berperan lebih dominan daripada otak dalam menerima fakta bahwa Anda dan mantan telah berpisah. Meski Anda tahu betul bahwa hubungan telah berakhir, namun hati menolak untuk mempercayainya. Diam-diam masih ada harapan bahwa hubungan dapat diperbaiki dan Anda dapat kembali bersama mantan pasangan. Pada fase ini Anda merasakan dorongan yang kuat untuk mencoba menjalin kembali komunikasi dengannya.
2. Kemarahan
Kemarahan yang Anda rasakan dapat berwujud dalam banyak cara yang berbeda. Mungkin Anda merasa marah kepada mantan atas hal buruk yang telah dilakukannya atau tentang keegoisannya. Mungkin Anda merasa marah kepada Tuhan atau alam semesta yang telah menakdirkan hubungan ini untuk berakhir. Mungkin Anda merasa marah kepada orang-orang atau hal-hal terkait perpisahan Anda dengan mantan. Bahkan, mungkin Anda merasa marah terhadap diri sendiri. Pada fase ini Anda rentan untuk menyalahkan diri sendiri (self blaming), atau menceritakan keburukan mantan pada dunia, atau mengirimkan pesan-pesan buruk bernada marah ke mantan. Pada fase ini mungkin Anda dikatakan belum move on.
3. Berunding
Fase berunding berkaitan erat dengan fase penyangkalan, di mana Anda akan berusaha berunding dengan keadaan. Anda akan mengusahakan berbagai cara untuk membuat hubungan yang telah berakhir dapat kembali seperti sedia kala. Anda mungkin akan berusaha bernegosiasi dengan mantan, menjanjikan perubahan. Atau Anda mungkin akan meminta bantuan teman atau orang terdekat mantan untuk memengaruhinya agar dapat kembali bersama Anda. Anda mungkin akan pula bernegosiasi dengan Tuhan, berjanji akan menjadi orang yang lebih baik jika Ia mengirimkan mantan kembali kepada Anda. Pada fase ini Anda mungkin dapat menghalalkan berbagai cara untuk mengembalikan hubungan yang telah berakhir.
4. Depresi
Fase depresi, seperti halnya fase kemarahan, juga dapat berupa beragam cara. Depresi dapat berupa rasa enggan untuk melakukan aktivitas apapun, Anda hanya ingin menghabiskan waktu dengan berbaring di kasur sepanjang hari. Anda mungkin akan kehilangan nafsu makan, atau malah tidak dapat berhenti makan. Anda jadi ingin selalu tertidur, karena hanya dengan tidur Anda dapat melupakan sejenak rasa duka yang dirasakan. Atau malah tidak bisa tertidur sama sekali. Anda mungkin tidak bisa berhenti menangis, atau sering kedapatan melamun. Pada fase ini Anda merasa putus asa.
Advertisement
5. Penerimaan
Setelah semua fase terlewati, pada akhirnya Anda akan bisa menerima. Anda telah berdamai dengan rasa kehilangan akibat putus cinta. Fase penerimaan seringkali dapat dirasakan tidak secara tiba-tiba, melainkan melalui proses panjang fase lain yang datang silih berganti. Namun, suatu saat penerimaan pasti akan timbul di hati dan Anda siap untuk melanjutkan hidup dengan perasaan yang lebih positif.
Donna Ayu Savanti