Liputan6.com, Jakarta - Di 2012, Twitter secara resmi mengakuisisi layanan video singkat bernama Vine, dan menelurkan tren video singkat di berbagai platform media sosial.
Berkat kepopuleran layanan tersebut, pengguna setia Vine pun mendadak berubah menjadi selebriti internet. Namun pada 2016, Twitter akhirnya mengumumkan akan mematikan Vine, dan merealisasikan rencananya tersebut dengan resmi menutupnya pada awal 2017.
Namun kabar baiknya adalah co-founder Vine, Dom Hofmann sedang mengerjakan sebuah proyek baru sebagai kelanjutan dari ditutupnya Vine awal tahun ini.
Baca Juga
Advertisement
"Setelah Vine resmi ditutup, saya mengembangkan sesuatu sebagai bentuk lanjutan dari layanan berbagi video singkat tersebut," ungkap Dom yang dikutip dari laman The Verge, Minggu (3/12/2017).
Ia menambahkan, proyek baru yang sedang dikerjakan ini didanai oleh dirinya sendiri. Sayang, Dom masih enggan untuk mengungkap lebih detail informasi tentang apa yang sedang ia kerjakan.
Meski Vine sudah hilang, beberapa platform media sosial saat ini 'kedapatan' mengadopsi format yang serupa dengan Vine. Ambil contoh adalah Snap (Snapchat Stories) dan Facebook (Messenger, Instagram, dan WhatsApp).
Bagaimanapun hanya tinggal waktu sampai Dom akhirnya mengungkap proyek apa yang sedang dikerjakannya. Apakah proyek barunya ini akan mengunguli kesuksesan Vine?
Twitter Tutup Vine
Tepat pada 17 Januari 2017, Twitter secara resmi menutup layanan video singkat Vine. Meski begitu, perusahaan juga mengklarifikasi pihaknya bakal tetap mempertahankan layanan video melalui aplikasi Vine Camera.
Dengan demikian, pengguna masih bisa mengambil video berdurasi singkat namun hanya bisa diunggah ke Twitter, tak bisa lagi ke aplikasi Vine.
Meski disetop, Twitter mengajak pengguna untuk mengunduh video yang telah mereka unggah di Vine sebelum aplikasi tersebut berganti nama menjadi Vine Camera.
Mengutip laporan Business Insider, Rabu (18/1/2017), Vine Camera bisa merekam video selama 6 detik. Video berdurasi 6 detik itu memiliki kemampuan berputar secara otomatis, seperti pada aplikasi Vine sebelum ditutup.
Dalam unggahan blog-nya, Twitter menuliskan bahwa video-video yang telah diunggah di aplikasi Vine tak akan hilang, tetapi masih bisa ditonton melalui situs vine.co.
Advertisement
Vine Diakuisisi Twitter
Vine sendiri pertama kali debut di tahun 2013 sebagai jejaring sosial sederhana untuk merekam video berdurasi 6 detik yang bisa terus dimainkan ulang secara otomatis. Twitter sebelumnya membeli aplikasi Vine pada 2012 lantaran yakin platform tersebut akan mendukung layanannya.
Saat itu, nilai akuisisi Vine oleh Twitter sebesar US$ 30 juta atau setara Rp 400 miliar sebelum aplikasi tersebut diluncurkan.
Vine cukup sukses menjadi platform yang menghibur. Sayangnya, aplikasi tersebut dianggap miskin inovasi, sehingga tak mampu bersaing dengan Snapchat serta Musical.ly.
Selanjutnya pada Oktober 2016, Twitter mengumumkan layanan Vine akan ditutup. Sesaat setelah Twitter mengumumkan penutupan Vine, pendiri Vine Rus Yusupov mencuitkan opininya, "jangan jual perusahaanmu!"
(Ysl/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: