Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berencana mempensiunkan pembangkit yang usianya telah menyentuh 40 tahun di Jawa. Hal ini untuk menjaga pasokan listrik lebih handal dan biaya yang lebih efisien.
General Manajer PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat Robert A Purba mengatakan, PLN akan menambah kapasita pembangkit di Jawa. Penambahan ini untuk menjaga pasokan listrik tetap stabil. Pasalnya, akan ada pembangkit listrik yang dipensiunkan.
"Pasti (membangun lagi pembangkit di Jawa) Karena beberapa pembangkit di Jawa juga akan dipensiunkan," kata Robert, di Jakarta, Minggu (3/11/2017).
Baca Juga
Advertisement
Robert mengungkapkan, pembangkit dipensiunkan karena usianya sudah udzur menyentuh angka 40 tahun. Pembangkit tersebut akan digantikan dengan pembangkit yang teknologinya lebih baik, sehingga pasokan listrik lebih handan dan biayanya menjadi lebih efisien.
"Katakanlah yang umur operasinya sudah 30-40 tahun. Itu akan kita stop operasinya, digantikan dengan pembangkit-pembangkit yang baru yang mungkin lebih efisien dengan teknologi baru misalnya," papar Robert.
Robert melanjutkan, pembangkit yang menjadi prioritas untuk dipensiunkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Pasalnya, konsumsi bahan bakar pembangkit tersebut boros dan mahal.
Namun ketika ditanyakan jumlahnya, dia belum bisa menyebutkan. "Yang jelas yang akan kita stop itu pasti PLTD-PLTD. Itu skala prioritas utama, karena memang konsumsi bahan bakar minyaknya lebih besar. Datanya saya tidak hafal," tutup Robert.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembangkit energi baru terbarukan
Sebelumnya, PLN telah melakukan perjanjian jual beli listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) dari pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 1.189 Mega Watt (MW) sepanjang 2017. Pembelian ini merupakan rekor pembelian terbesar dan menjadi sejarah selama perusahaan tersebut berdiri.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, PLN telah tiga kali melakukan menandatangani perjanjian jual beli listrik sepanjang 2017.
Pertama pada 2 Agustus 2017 dengan kapasitas mencapai 257,17 MW. Kesepakatan kedua pada 8 September 2017 dengan total kapasitas 291,4 MW, sedangkan penandatanganan ketiga dengan kapasitas 640,65 MW.
"Jadi totalnya lebih dari 1.000 MW, atau tepatnya di angka 1.189 MW. Saya ini kalau listrik dari EBT hafal satu-satu," kata Jonan, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/11/2017).
Jonan mengungkapkan, total 1.189 MW listrik yang telah dibeli oleh PLN tersebut berasal dari 69 pembangkit listrik dari EBT. Hal ini belum pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Dalam tiga tahun terakhir saja, Power Purchase Agreement yang ditandatangani PLN dengan pengembang listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) tidak mencapai 50 pembangkit EBT.
"Tiga tahun sebelumnya atau pada 2014, 2015 dan 2016 total yang ditandatangani tidak sampai 50 pembangkit listrik," tutur Jonan.
Advertisement