Liputan6.com, Jakarta Menara masjid pada umumnya dibangun di sisi kanan dan kiri masjid, tapi di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, menara justru berada di tengah-tengah. Mengapa? Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata bangunan di tengah beranda masjid kebanggaan masyarakat Aceh tersebut bukanlah menara.
Literatur berjudul MRB Zaman Kemerdekaan yang ditulis Shabri A dan Sudirman dan tersimpan di perpustakaan Masjid Baiturrahman mencatat, melalui proyek perluasan Masjid Raya Baiturrahman yang dilakukan pada masa pemerintahan Gubernur Ibrahim Hasan, penambahan-penambahan bangunan masjid terus dilakukan, salah satunya adalah membangun tugu setinggi 51 meter yang diberi nama Tugu Aceh Daerah Modal.
Advertisement
Tugu tersebut dibangun untuk mengingat makna dan peran penting yang dimainkan Aceh, sehingga mendapat julukan “daerah modal” dari Presiden Sukarno. Peranan tersebut setidaknya dapat dilihat dalam tiga hal, yaitu kemiliteran, ekonomi, dan politik.
Peran Penting Rakyat Aceh
Dalam kemiliteran peran Aceh bukan hanya berjuang mempertahankan kemerdekaan wilayahnya sendiri, melainkan juga mencurahkan semua kekuatan militernya untuk berjuang secara frontal melawan penjajah.
Di bidang ekonomi, peran Aceh juga sangat besar, salah satunya adalah berita tentang pelunasan obligasi yang pernah dibeli rakyat Aceh untuk NKRI. Sementara itu, dalam dimensi politik, peran Aceh juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Wilayah ini punya peran besar dalam mempertahankan NKRI. Para pemimpin pendahulu sangat loyal pada pemerintah pusat.
Atas dasar ketiga hal ini, Ibrahim Hasan Gubernur Aceh pada saat itu membangun Tugu Aceh Daerah Modal. Awalnya tugu tersebut memang dibangun di luar area masjid, tapi karena perluasan halaman masjid, tugu ini menjadi bagian dari pekarangan masjid yang lokasinya berada persis di bagian tengah.
Advertisement