Biar Jera Tawuran, Pelajar Diminta Sujud Mohon Maaf ke Orangtua

Sabilul mengaku meminta unsur Dinas Pendidikan mengambil langkah tegas dan terukur dengan mengevaluasi pihak sekolah.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Des 2017, 01:09 WIB
Kapolresta Tangerang meminta para pelajar tawuran, sujud meminta maaf kepada orangtua mereka. (Polresta Tangerang)

Liputan6.com, Jakarta - Polsek Cikupa, Polresta Tangerang, Jumat 1 Desember 2017, mengamankan 21 pelajar yang terlibat tawuran di Jalan Raya Serang KM. 15, Pasar Cikupa.

Dari tangan para pelajar yang berasal dari dua sekolah di Kecamatan Balaraja itu, polisi berhasil mengamankan beberapa senjata tajam.

Kapolresta Tangerang AKBP HM Sabilul Alif mengaku prihatin dan menyesalkan peristiwa itu. Sebab, tawuran itu bukanlah peristiwa pertama.

Berangkat dari keprihatinan itu, Sabilul memanggil orangtua dan pihak sekolah, tempat pelajar itu menimba ilmu. Selain itu juga mendatangkan unsur Dinas Pendidikan dan Kepala Dispora Kabupaten Tangerang.

"Saya sampaikan, pada prinsipnya, tupoksi kepolisian adalah pada tatanan penegakkan hukum. Namun, mengingat para pelaku tawuran adalah pelajar yang artinya masih di bawah umur, harus ada penanganan khusus," ujar Sabilul, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/12/2017).

Sabilul mengaku meminta unsur Dinas Pendidikan mengambil langkah tegas dan terukur dengan mengevaluasi pihak sekolah. Hal itu karena peristiwa tawuran sudah berkali-kali terjadi.

Di samping itu, kewenangan memberikan sanksi dan pembinaan kepada pihak sekolah merupakan domain Dinas Pendidikan. Kepolisian siap membantu usaha-usaha baik preemtif, preventif, dan bahkan represif.

"Biar bagaimana pun, orangtua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak. Kepada para guru, saya meminta untuk lebih aware dalam mengelola pendidikan. Harus ada introspeksi dari pihak sekolah atas peristiwa tawuran itu.

Sebagai hukuman, Sabilul meminta para pelajar itu untuk sujud meminta maaf kepada orangtua mereka.

 

 


Alasan Sungkem

Soal sungkem itu, Sabilul punya alasan.

"Saya melihat raut kesedihan dari orangtua saat anak mereka bersujud memohon maaf. Kita meyakini, orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Semoga, maaf yang disampaikan para pelajar ke orangtuanya bukan sekadar lip service," ujar Sabilul.

Menurut Sabilul, persoalan tawuran pelajar adalah persoalan bangsa. Sebab, pelajar atau generasi muda adalah tulang punggung bangsa. Apa jadinya bila tulang punggung bangsa justru berperilaku tidak terpuji.

"Untuk itulah, kita semua harus serius dalam menyikapi persoalan tawuran ini. Agar tidak ada korban jiwa melayang dan generasi bangsa bisa terselamatkan," ujar Sabilul.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya