‎PVMBG: Magma Gunung Agung Dangkal, 5 Km di Bawah Kawah

Gunung Agung dalam beberapa hari belakangan tampak tenang.

oleh Dewi Divianta diperbarui 03 Des 2017, 16:38 WIB
Asap yang disemburkan dari kawah Gunung Agung terlihat di Karang Asem, Bali (30/11). H+6 pasca erupsi, warna merah di puncak Gunung Agung mulai tampak samar, berbeda dengan beberapa hari sebelumnya. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Bali - Gunung Agung dalam beberapa hari belakangan tampak tenang. Tak ada aktivitas kepulan abu vulkanik seperti usai erupsi freaktif pada 21 November lalu.

Kini, hanya teramati asap putih bertekanan lemah yan membumbung setinggi 500 meter hingga 1.000 meter dari kawah gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.

Kendati begitu, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana mengatakan, aktivitas di perut gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu masih tinggi. Meski aktivitas visual tampak tenang, posisi magma masih berada sekitar empat hingga lima kilometer dari kawah Gunung Agung.

Tekanan yang terus datang membuat gunung tertinggi di Bali ini masih terus diwaspadai. "Saat ini posisi magma berada amat dangkal, 4-5 kilometer di bawah kawah," kata Devy di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu (3/12/2017).

Sejak erupsi freatik beberapa waktu lalu magma sudah ke luar permukaan Gunung Agung. Magma di permukaan yang disebut lava itu kini terus memenuhi lantai kawah.

Bahkan, lava sudah sebanyak sepertiga atau sekitar 20 juta meter kubik dari ruang kawah seluas 60 juta meter kubik. "Sudah sepertiga kawah dipenuhi lava," tuturnya.

 


Gempa Tremor

Sementara itu, Devy menjelaskan, gempa tremor menerus yang teramati menandakan aktivitas di dekat permukaan. Secara umum, tremor merefleksikan ‎aktivitas yang terjadi di permukaan dan bisa saja berbentuk erupsi.

"Erupsi yang terjadi di Gunung Agung dengan keluarnya tremor overscale itu sifatnya masih erupsi efusif (pertumbuhan lava). Itu yang mungkin terjadi atau terjadi akumulasi di bawah tidak mampi samapai ke permukan," terangnya.

"Lava di permukaan ini kan cepat mengering. Jadi, dia menghambat pergerakan magma sampai terfragmentasi keluar," Devy memungkas.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya