Liputan6.com, Serang - Perayaan Maulid Nabi di tiap daerah selalu berbeda-beda, salah satunya di Kota Serang, Provinsi Banten. Kapal Panjang Mulud menjadi ciri khas perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya.
Di sepanjang jalanan Kota Serang, banyak dipajang Kapal Panjang Mulud dengan berbagai bentuk. Kapal unik ini dihias dengan kertas warna-warni, kertas bermotif batik, hingga kain perca.
Penampilan Kapal Panjang Mulud ini juga sangat mencolok, sehingga menjadi pemandangan unik bagi para pengendara di sepanjang jalan.
Baca Juga
Advertisement
Tradisi tahunan ini sering juga disebut Ngeropok atau Ngeriuh, yang artinya kumpul-kumpul. Tidak hanya berbentuk kapal, ada juga yang dibuat dengan bentuk lucu lainnya, seperti angsa berbulu putih, rumah, pesawat hingga Masjid Agung Banten.
Kapal Panjang Mulud biasanya diisi dengan telur ayam rebus yang digantung di tiap sudut kapal. Ada juga yang meletakkan berbagai jenis lauk pauk, barang hingga uang.
Saat perayaan, Kapal Panjang Mulud akan diarak oleh warga keliling kampung. Tradisi ini juga sebagai bentuk sedekah para warga. Biasanya, warga lainnya akan berbondong-bondong ikut arak-arakan.
Di akhir acara, warga akan berebut untuk mendapatkan lauk pauk dan barang yang diletakkan di Kapal Panjang Mulud.
Menurut Wulan, warga Serang, perayaan Maulid Nabi turut menarik perhatian para turis lokal maupun mancanegara.
"Di tiap kampung, jadwal perayaa Maulid Nabi berbeda-beda, jarang berbarengan. Tapi selalu ramai," ujarnya kepada Liputan6.com, Minggu, 3 Desember 2017.
Berkah Maulid Nabi
Perayaan Maulid Nabi juga membawa berkah tersendiri bagi warga Serang. Salah satunya Sobri, warga Serang, Banten.
Permintaan Kapal Panjang Mulud yang tinggi membuat dirinya tak pernah absen setiap tahunnya untuk memproduksi Kapal Panjang Mulud dalam berbagai bentuk.
"Dalam dua pekan, saya bisa memproduksi sekitar 20 unit Kapal Panjang Mulud untuk dijual," katanya.
Pengerjaan Kapal Panjang Mulud sendiri, membutuhkan waktu sekitar 1-2 hari. Karena telah terbiasa membuat kerajinan ini, Sobri dan rekannya tidak mengalami kendala apapun.
Terlebih bahan-bahan untuk produksi Kapal Panjang Mulud juga cukup mudah didapatkan dan harganya terjangkau.
Produksi Kapal Panjang Mulud sendiri, dibuatnya di bengkel sepeda motornya di pinggir jalan. Setelah selesai produksi, Sobri bisa langsung memajang hasil kerajinan tangannya tepat di depan bengkelnya.
Untuk satu unit Kapal Panjang Mulud, dirinya hanya merogoh modal sebesar Rp 40.000 dan dijual dengan harga Rp 70.000.
Meskipun untungnya tidak terlalu banyak, namu dirinya tetap semangat karena tetap dapat melestarikan tradisi daerahnya.
"Bisa menambah penghasilan walau sedikit. Kalau sehari-hari, saya buka bengkel sepeda motor. Sore hari tutup, untuk melanjutkan produksi Kapal Panjang Mulud," katanya.
Advertisement