Liputan6.com, Jakarta - Seperti biasa, Mohamed Salah sukses membuat Liverpool tersenyum. Kali ini, dia memang tidak mencetak gol. Tapi, satu assist-nya untuk gol Roberto Firmino, sudah cukup untuk membuat Liverpool berpesta gol 5-1 saat duel lawan Brighton & Hove Albion FC di Liga Inggris, Sabtu (2/12/2017).
Bagi Liverpool, saat ini, Salah memang tak pernah salah. Gelandang asal Mesir itu kini mencuat jadi primadona di Anfield, markas Liverpool. Salah kini andalan The Reds untuk membuat masalah bagi pertahanan lawan.
Baca Juga
Advertisement
Salah memang tengah menjulang. Tak salah, kali ini Liverpool yang mendatangkannya dari klub elite Italia, AS Roma.
Total 17 gol yang dia berondongkan ke gawang lawan Liverpool dalam 22 laga di semua ajang, bukti betapa cemerlang kinerja pria berusia 25 tahun ini.
Jumlah golnya ini, sama dengan yang ditoreh megabintang Barcelona, Lionel Messi dan Neymar, bintang baru PSG, yang diklaim sebagai pemain termahal di dunia.
Namun, Salah lebih unggul daripada Cristiano Ronaldo. Superstar Real Madrid itu baru mencetak 11 gol sepanjang musim ini.
Liverpool pun dibawa Salah menjulang. Hingga pekan ke-15 Liga Inggris, The Reds masih bertengger di deretan papan atas klasemen Liga Inggris, posisi keempat.
Samai Messi
Padahal, Juni lalu, banyak suporter Liverpool berkernyit dahinya saat klub kesayangan mereka merogoh kocek hingga mencapai 36,9 juta pound (sekitar Rp 675 miliar ) untuk memboyong ayah dari gadis cilik bernama Makka ini. Harga itu merupakan rekor termahal, melewati jumlah yang dibayarkan Liverpool saat mendatangkan Andy Carroll dari Newcastle Unite seharga 35 juta pound, 2011 lalu.
Maklum, sebelumnya, Salah dinilai sempat gagal saat berseragam Chelsea pada 2014-2016. Oleh klub asal London itu, Salah dipinjamkan ke Fiorentina kemudian ke Roma, sebelum akhirnya dipermanenkan klub asal ibu kota Italia itu.
Tapi kini, dahi-dahi berkernyit itu kini sudah sama sekali tak terlihat. Yang ada hanyalah sorak- sorai dibarengi pujian setiap mereka menyaksikan aksi-aksi Salah memperdayai kiper lawan.
"Saat masih di Roma, saya sering melihat Salah bermain di belakang penyerang tunggal, Edin Dzeko. Jadi, saya tempatkan dia di posisi itu," Jurgen Klopp
Total 17 gol dari 22 laga itu adalah emas bagi Liverpool. Dalam tiga musim belakangan, tak ada satu pun pemain Liverpool yang mampu, bahkan mencetak 14 gol dalam semusim. Terakhir, Luis Suarez yang mampu mencetak 31 gol di musim 2013/14.
Tapi, Salah, belum lagi Liga Inggris berjalan setengah musim, sudah mencetak 17 gol. Padahal, posisi pemain kelahiran Gharbia, Mesir, 15 Juni 1992 ini bukanlah striker murni.
Advertisement
Berkat Klopp
Kiprah gemilang Salah musim ini, memang tak terlepas dari formasi jitu pelatih Jurgen Klopp. Alih-alih keukeuh mempertahankan formasi 4-3-3 favoritnya, Klopp menerapkan skema 4-4-2 untuk mengakomodasi kehadiran Salah.
Namun, uniknya, dua penyerang di lini depan: Salah dan Roberto Firmino, tidak dia tempatkan sejajar. Klopp sengaja menarik Salah bermain di belakang Firmino yang jadi target man. Second striker, begitu kata orang.
Terbukti, dengan posisi yang bebas, Salah jadi bisa lebih berbahaya dibanding Firmino. Dengan cerdik, pria berambut kribo ini selalu mampu memanfaatkan celah yang ditinggalkan bek lawan lantaran terlalu fokus menjaga Firmino.
Tapi, apa sebenarnya pertimbangan khusus Klopp menempatkan Salah di posisi tersebut? Ternyata jawaban dia sangat sederhana."Saat masih bermain di Roma, saya sering melihat Salah bermain di belakang penyerang tunggal, Edin Dzeko. Jadi, saya tempatkan dia di posisi itu," ujar Klopp.
Posisi 4-4-2 "tak umum" ini sebenarnya bukan pertama kalinya dimainkan Klopp. Bahkan, formasi inilah yang membuat Klopp sukses membawa Borussia Dortmund dua musim berturut-turut jadi juara Liga Jerman (2010/11 dan 2011/12) menggusur dominasi Bayern Munchen.
Ketika itu, Klopp memainkan Mario Goetze dan Robert Lewandowski sebagai dua pemain depan. Goetze bermain di belakang Lewandowski, persis seperti posisi Salah di belakang Firmino.
Tradisi Second Striker
Di Liverpool sendiri, tradisi "second striker" bukan hal baru. Setidaknya, peran ini sempat dimainkan kapten sekaligus legenda The Reds, Steven Gerrard di bawah kepelatihan Rafael Benitez.
Ketika itu, Gerrard bermain persis di belakang penyerang utama Fernando Torres. Alhasil, pada periode tersebut, 2004-2010, Gerrard pun menjelma menjadi pemain yang haus gol.
Musim 2008/09 menjadi musim terbaik Gerrard jika ukurannya jumlah gol. Ketika itu, "Stevie G" mencetak total 24 gol di semua ajang, 16 di antaranya di Liga Inggris.
Lalu, berapa gol yang bakal dicetak Salah musim ini?
Sepanjang dia tak membuat salah, rasanya Salah tak akan kesulitan melewati rekor Gerrard. Bagaimana, Salah?
Advertisement