Liputan6.com, Jakarta - PT PAL Indonesia akhirnya mengirim Jembatan Holtekamp dri Surabaya ke Papua. Pengerjaan bentang utama dengan tipe box baja pelengkung jembatan ini dikirim secara utuh oleh PT PAL Indonesia dari Surabaya ke Papua.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembuatan Jembatan Holtekamp ini membuktikan jika Indonesia memiliki kemampuan membangun jembatan bentang panjang dengan kualitas yang rapi dan kuat.
Baca Juga
Advertisement
"Saya minta kepada Dirjen Bina Marga dan Kepala Balitbang agar ke depan pembangunan jembatan panjang bisa didesain untuk bisa dilaksanakan dengan sumber daya kita sendiri jadi tidak perlu impor," kata Basuki dikutip dari keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (4/12/2017).
Keberadaan Jembatan Holtekamp memiliki nilai strategis yakni untuk mengatasi kepadatan kawasan perkotaan, pemukiman, dan kegiatan perekonomian di dalam Kota Jayapura. Jembatan ini memangkas jarak tempuh hingga 17 kilometer di antara kedua lokasi tersebut.
Hal ini juga berpengaruh pada waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Muara Tami yang akan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw yang sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam kini menjadi 60 menit. Jembatan Holtekamp nantinya akan menjadi ikon dan destinasi wisata baru di Papua, khususnya Jayapura.
Ditambahkan Basuki, pembangunan jembatan dapat menggerakan industri baja nasional dan memberikan pekerjaan kepada para tenaga ahli dan pekerja konstruksi Indonesia.
Pengerjaan bentang utama Jembatan Holtekamp oleh PT PAL di Surabaya merupakan bagian dari memanfaatkan sumber daya yang dimiliki Indonesia. Dimana, PT PAL memiliki fasilitas, tenaga ahli terutama untuk pengelasan baja, dan dilengkapi pelabuhan.
"Pengelasannya tidak main-main karena berpengaruh terhadap kekuatan. Tidak semua memiliki fasilitas yang lengkap. Saat ini belum bisa dilakukan di Papua karena fasilitasnya belum tersedia," sambungnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kegagalan konstruksi
Pertimbangan lainnya untuk memproduksi bentang utama oleh PT PAL Indonesia di Surabaya adalah untuk mitigasi kegagalan konstruksi bila rangka bentang utama dikerjakan di Jayapura. Pasalnya, kawasan tersebut termasuk kawasan rawan gempa. Sehingga, akan meningkatkan aspek keselamatan kerja dan mempercepat waktu pelaksanaan.
Bentang utama sendiri memiliki bobot 2.000 ton. Bentang utama 1 dikerjakan sejak 22 Juli 2017 dan selesai 17 Oktober 2017, sementara bentang utama 2 dikerjakan mulai 19 September hingga 3 Desember 2017.
Pembangunan Jembatan Holtekamp juga menjadi jembatan pertama yang dikapalkan secara utuh dan terjauh karena menempuh jarak 3.200 km dengan waktu 28 hari perjalanan.
Basuki menargetkan pembangunan Jembatan Holtekamp dapat diselesaikan pada September 2018. Saat ini progres pembangunan fisik jembatan telah mencapai 91,80 persen.
Advertisement