Jokowi Usulkan Marsekal Hadi Tjahjanto Jadi Panglima TNI

Pergantian Panglima TNI karena Jenderal Gatot akan memasuki masa pensiun pada Maret 2018.

oleh Andrie HariantoIka Defianti diperbarui 04 Des 2017, 10:32 WIB
KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengusulkan mengganti Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa pensiun pada Maret 2018. Presiden menunjuk Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon pengganti Jenderal Gatot.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkonfirmasi rencana pergantian Panglima TNI tersebut. Hadi Tjahjanto saat ini menjabat sebagai Kepala Stat Angkatan Udara (KSAU)

"Tadi pagi saya menerima Mensesneg Profesor Pratikno yang menyampaikan surat dari presiden tentang rencana pemberhentian dengan hormat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan juga rencana untuk pengangkatan atau pergantian kepada Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI yang baru," kata Fadli Zon di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2017).

Surat yang disampaikan presiden tersebut, kata Fadli, selanjutnya diserahkan kepada Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal DPR RI.

"Dalam surat juga disampaikan keinginan untuk bisa diproses dalam waktu yang tidak lama," kata Fadli.

Dalam surat tersebut tidak tercantum nama perwira tinggi lainnya. Marsekal Hadi adalah calon tunggal yang diusulkan presiden dalam rotasi Panglima TNI mendatang.

"Hanya satu nama yang disampaikan," ujar Fadli.


Penting untuk Jokowi-JK

Analis militer dan intelijen Connie Rahakundini Bakrie menyatakan, rotasi jabatan Panglima TNI dari matra AD ke AL maupun AU penting dilakukan. Menurut dia, rotasi matra jabatan Panglima TNI sangat penting bagi agenda pemerintahan Jokowi–JK membangun poros maritim.

"Sudah tiga tahun Presiden Jokowi memerintah, tapi pemimpin tertinggi Mabes TNI Panglima Gatot Nurmantyo menghilangkan momentum untuk memperkuat kapabilitas dan kapasitas pertahanan Indonesia," ucap Connie.

Sebagai Panglima TNI, kata dia, Gatot Nurmantyo seharusnya bisa menghadirkan skema pertahanan yang visioner yang sejalan dengan Nawacita Presiden Jokowi mewujudkan poros maritim.

"Seharusnya visi Poros Maritim Dunia dapat melahirkan sebuah roadmap pertahanan yang outward looking dengan strategi pembangunan TNI AL pada konsep Green and Blue Water Navy dan diikuti dengan payung udara dari TNI AU, serta Rapid Troops dari TNI AD," ucap Connie.

Connie berharap, Jokowi dapat menyodorkan nama prajurit maupun perwira TNI dari AL ataupun AU ke DPR RI untuk menggantikan posisi Panglima TNI usai pensiun.

"Presiden Jokowi agar berani melakukan lompatan besar pada momentum pergantian Panglima TNI, sebagaimana yang dilakukan pada tubuh Polri. Indonesia membutuhkan pertahanan yang berorientasi pada Poros Maritim Dunia," ujar Connie.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya