Liputan6.com, Jakarta - PT PLN ( Persero) membangun tiga pembangkit di wilayah Jawa bagian barat, berkapasitas 1.615 Mega Watt (MW) dengan nilai investasi Rp 16,4 triliun. Pembangkit tersebut merupakan bagian dari program kelistrikan 35 ribu MW.
General Manajer Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat, Robert A. Purba mengatakan, dalam program kelistrikan 35 ribu MW, PLN mendapat tugas membangun pembangkit dengan kapasitas 10 ribu MW di berbagai wilayah.
Di wilayah Jawa bagian barat, total kapasitas pembangkit yang dibangun dalam program 35 ribu MW sekitar 9 ribu MW. Namun yang khusus dibangun oleh PLN hanya tiga pembangkit yang dibangun PLN dengan total kapasitas 1.615 MW.
"Total sebenarnya ada kira-kira 9 ribuan MW untuk Jawa bagian barat. Tapi yang dilaksanakan PLN, atau EPC melalui PLN itu hanya tiga," kata Robert, di Jakarta, Senin (4/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Pembangkit tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Priok atau Jawa 2 dengan kapasitas 800 MW, PLTGU Muara Karang 500 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Banten 315 MW.
"Yang PLN kerjakan itu ada 1.615 MW dari tiga proyek," ujarnya.
Robert mengungkapkan, PLTGU Tanjung Priok membutuhkan invetasi Rp 6,2 triliun, PLTU Lontar Rp 6,8 triliun dan PLTGU Muara Karang Rp 3,4 triliun, jadi total investasi tiga pembangkit tersebut Rp 16,4 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal PLN dan pinjaman dari membaga keuangan internasioan.
Saat ini kemajuan pembangunan PLTU Lontar Banten sudah mencapai 29 persen, diperkirakan pembangunan rampung pada September 2019.
Untuk PLTGU Muara Karang, saat ini sedang dalam proses penyiapan lahan, desain dan produksi material untuk konstruksi pembangkit, pembangunan akan dimulai Januari 2018 selesai September 2019. Sedangkan PLTGU Jawa 2, ditargetkan selesai bertahap dan beroperasi mulai Mei 2017.
"Kalau nanti kita mulai start pengerjaannya dari Januari 2018, maka 18 bulan akan selesai. Itu kira-kira di medio Agustus-September 2019. Itu sudah financial close. Sekarang lagi penyiapan lahan. Karena ada transmisi yang harus kami pindahkan di tengah-tengah lokasi PLTGU Muara Karang," tutup Robert.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Program kelistrikan
Untuk diketahui, Program kelistrikan 35 ribu Mega Watt (MW) telah berjalan selama dua tahun. Dalam kurun waktu tersebut, pembangkit listrik yang sudah beroperasi menambah daya pasok sebesar 948 MW.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengungkapkan, PLN telah melakukan penandatanganan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement /PPA) dengan pihak pengembang pembangkit listrik swasta sebanyak 29.746 MW. Penandatanganan itu sejak Mei 2015, dan program listrik 35 ribu MW berjalan.
Made melanjutkan, untuk pembangkit listrik yang masuk dalam tahap konstruksi mencapai 15.126 MW dan yang sudah beroperasi 948 MW.
"Pembangkit listrik yang sudah selesai sebanyak 948 MW," kata Made, dalam diskusi Forum Mendeka Barat, Kantor Kementerian Komunikasi dan Informasi Jakarta, Kamis (30/11/2017).
Sudah dua tahun program kelistrikan 35 ribu MW berjalan. Namun listrik yang mengalir baru 948 MW. Made mengungkapkan, hal tersebut diakibatkan pembangkit yang dibangun tidak sama jenisnya sehingga pembangunannya membutuhkan waktu yang berbeda-beda.
"Baru selesai 948 MW padahal sudah dua tahun. Karena jenis pembangkit macam-macam. Contoh PLTA bangun bendungan dulu itu 6 tahun baru bisa beroperasi. Paling mudah memang pembangunan PLTMG 9 bulan selesai," jelas Made.
Selain membangun pembangkit, program kelistrikan 35 ribu MW juga membangun jaringan kelistrikan dan Gardu Induk. Pada program tersebut, PLN mendapat tugas membangun transmisi 46.813 kilometer sirkit (kms) dan Gardu Induk 109.199 Mega Volt ampere (MVa).
Advertisement