Liputan6.com, Jakarta - First Lady Afghanistan HE Rula Ghani mengungkapkan tentang masa-masa keindahan kala Timur Tengah berjaya. Kondisi itu sudah dirasakannya sejak ia lahir pada 1949 lalu.
Pada masa itu, kata Rula Ghani, negara-negara dan masyarakat Timur Tengah hidup dalam damai satu sama lain. Masyarakat terus berusaha meningkatkan standar kelayakan hidup mereka dan memastikan stabilitas.
Advertisement
Namun semua berubah ketika tahun-tahun konflik dan perang itu tiba. Masyarakat yang hidup berdampingan dan rukun, tiba-tiba menjadi musuh. Peperangan pun tak terhindarkan.
"Keragaman suku, budaya, dan agama yang memperkaya masa muda justru menjadi alasan bagi konfrontasi yang sengit dan perang-perang brutal," ujar Rula Ghani mengawali kisahnya saat didaulat memberi sambutan pada Simposium Nasional: Peran Ibu untuk Perdamaian, Jakarta (4/12/2017).
Atas dua perbedaan era yang dialami, ia pun lantang menyuarakan perdamaian. Menurutnya, perang tidak hanya merusak lingkungan tapi juga berdampak pada moral masyarakat.
"Kita menjadi terobsesi dengan kelangsungan hidup kita sendiri," imbuh Rula Ghani.
Peran Perempuan
Selain itu, ia juga percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam keluarga. Dalam masyarakat tradisional Afghanistan, perempuan juga mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengurus rumah tangga dan mengasuh anak.
Untuk itu, ia berharap bahwa setidaknya perempuan bisa dihargai di keluarganya sendiri. Dengan begitu, perempuan bisa lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan.
"Saya juga mendorong mereka agar bisa memulai aktivitas yang bisa menghasilkan pendapatan untuk memperkuat peran mereka dalam keluarga, tidak peduli seberapa pun kecilnya," imbuh Rula Ghani.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement