Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) atau national payment gateway sebagai wujud interkoneksi (saling terhubung) antar switching dan interoperabilitas (saling dapat dioperasikan) sistem pembayaran nasional.
Acara peluncuran GPN dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
"Terdapat tiga sasaran utama implementasi GPN yaitu pertama, menciptakan ekosistem dari sistem pembayaran yang saling interkoneksi, interoperabilitas dan mampu melaksanakan pemrosesan transaksi yang mencakup otorisasi, kliring dan setelment secara domestik," kata Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo di gedung Bank Indonesia, Senin (4/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Kedua, meningkatkan perlindungan konsumen antara lain melalui pengamanan data transaksi nasabah dalam setiap transaksi. Ketiga, meyakinkan ketersediaan dan integritas data transaksi sistem pembayaran nasional guna mendukung efektifitas transmisi kebijakan moneter, efisiensi intermediasi dan resiliensi sistem keuangan.
Selain itu, Agus menuturkan, GPN juga dihadirkan sebagai tulang punggung guna memberikan dukungan penuh bagi program-program Pemerintah termasuk penyaluran bantuan sosial non tunai, elektronifikasi jalan tol dan transportasi publik, keuangan inklusif dan pengembangan sistem perdagangan nasional berbasis elektronik sebagaimana yang telah dimandatkan dalam Perpres No. 74 Tahun 2017 tentang Roadmap E-commerce.
Untuk mencapai sasaran tersebut Bank Indonesia telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/8/PBI/2017 tanggal 21 Juni 2017 dan Peraturan Anggota Dewan Gubernur No.19/10/PADG/2017 tanggal 20 September 2017 tentang Gerbang Pembayaran Nasional.
Melalui kebijakan yang tertuang dalam ketentuan tersebut, diharapkan mendorong terjadinya sharing infrastruktur sehingga utilisasi terminal ATM dan EDC dapat meningkat, sehingga biaya investasi infrastruktur dapat dialihkan kembali untuk kegiatan pembiayaan pinjaman yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Implementasi GPN juga diharapkan dapat mengurangi kompleksitas koneksi dari yang sebelumnya bersifat bilateral antarpihak menjadi tersentralisasi di GPN. "Selain itu, melalui GPN, masyarakat dapat bertransaksi dari bank manapun dengan menggunakan instrumen dan kanal pembayaran apa pun," ujar dia.
Agus menuturkan, sebagai awal dari keberadaan gerbang pembayaran nasional, masyarakat akan diperkenalkan dengan kartu ATM atau debit dengan logo nasional yang digunakan untuk transaksi dalam negeri dan dapat diterima di seluruh terminal pembayaran merchant atau pedagang dalam negeri. Penerapan logo nasional merupakan identitas kedaulatan nasional di bidang sistem pembayaran ritel.
Dengan penggunaan logo tersebut, kartu ATM atau debit dimaksud dapat diterima dan digunakan secara lebih luas oleh masyarakat tanpa mengesampingkan keberadaan instrumen pembayaran yang menggunakan logo internasional. (Yas)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gerbang Pembayaran Nasional Meluncur, Bank Makin Efisien
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan aturan mengenai Gerbang Pembayaran Nasional atau National Payment Gateway (NPG) di Gedung Bank Indonesia pada Senin pagi.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo menjelaskan, NPG ini bakal mendorong industri perbankan di Indonesia lebih efisien.
"Maka mulai dari sekarang bank akan lebih efisien, bisa interkoneksi satu sama lain. Tidak ada lagi ATM berjejer di mal atau mesin EDC," kata Agus di Gedung Bank Indonesia, Senin 4 Desember 2017.
Saat ini anggaran untuk operasional dam investasi teknologi seperti ATM dan EDC ini tidaklah sedikit. Dengan demikian, maka perbankan bisa memaksimalkan investasi teknologi selama ini untuk hal yang lebih penting dalam memperkuat peran masing-masing perbankan dalam mendukung kegiatan ekonomi.
"Saat ini masih banyak kartu debit atau kartu kredit bank-bank kita, tapi transaksinya diproses di luar negeri, padahal yang menerbitkan itu kita sendiri. Kalau sudah ada Gerbang Pembayaran Nasional ini maka akan lebih hemat," tegasnya.
Upaya penerbitan GPN ini, kata Agus, juga paling utama memudahkan para nasabah perbankan untuk bertransaksi di berbagai tempat. Hal ini karena sekarang kartu debit bisa digesek di berbagai mesin EDC.
Seperti diketahui, sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah melakukan uji coba penerapan sistem pembayaran National Payment Gateway (NPG) dengan beberapa bank.
Kepala Pusat Program Transformasi BI, Onny Widjanarko menuturkan, banyak keuntungan yang bisa didapatkan bagi para pelaku industri perbankan dengan ada NPG.
"Jika NPG diterapkan industri jasa keuangan nasional akan meningkat kapabilitas dan perannya dalam memfasilitasi layanan transaksi pembayaran yang lebih efisien," kata Onny kepada Liputan6.com.
Advertisement