Liputan6.com, Milan - Pelatih Inter Milan, Luciano Spalletti dikabarkan pernah membuat kekacauan saat masih menukangi AS Roma musim lalu. Hal itu diungkapkan oleh kapten I Giallorossi, Daniele De Rossi, saat sesi konferensi pers jelang pertandingan babak penyisihan grup Liga Champions melawan Qarabag, Selasa (5/12/2017).
Kekacauan yang dimaksud De Rossi adalah hubungannya yang tidak harmonis dengan pangeran AS Roma, Francesco Totti. Akibat keretakan itu pula, Totti sangat jarang dimainkan di penghujung kariernya musim lalu.
Baca Juga
Advertisement
“Spalletti bikin kacau musim lalu. Seperti yang Anda tahu, ada atmosfer yang tidak menyenangkan dengan Francesco Totti dan kami semua terkena imbasnya,” ujar De Rossi, seperti dilansir Football Italia.
Selama dilatih Spalletti, AS Roma mampu bersaing di papan atas klasemen dengan Juventus dan Napoli. Terakhir sebelum hengkang, ia berjasa mengantarkan Serigala Ibu Kota finis di peringkat kedua musim lalu.
“Saya memang bilang menggantikan Spalletti itu berat. Namun, saya tidak bilang itu tidak mungkin. Sudah terbukti dari perjalanan kami (di bawah Di Francesco), dan hasil yang kami raih bisa jadi buktinya,” kata De Rossi lagi.
Musim ini, di bawah asuhan mantan pelatih Sassuolo, Eusebio Di Francesco, AS Roma kalah menghadapi Inter Milan di pekan ketiga di markas sendiri dengan skor 1-3. Meski demikian, Roma masih tetap mampu tampil bagus.
De Rossi dan kawan-kawannya berada di peringkat empat klasemen dengan 34 poin, mengekor Juventus dengan selisih tiga angka. Mereka bisa menyamai poin Juventus karena masih memiliki satu pertandingan tersisa melawan Sampdoria.
“Bagi saya, masa enam bulan Di Francesco merupakan yang terbaik bagi kami, enam bulan terbaik yang pernah ada. Spalletti saja tidak sebagus ini dulu,” ucap De Rossi.
Perotti Hengkang Kalau Masih Ada Spalletti
Pemain AS Roma lainnya, Diego Perotti, juga turut menyinggung Spalletti. Winger 29 tahun itu mengatakan bahwa ia berencana hengkang kalau pelatih berkepala plontos itu masih berada di Roma.
Seperti diketahui, Perotti tidak menjadi pilihan utama saat dilatih Spalletti. Namun sekarang, di bawah asuhan Di Francesco, pemain Argentina itu selalu menjadi andalan di lini tengah. Ia mencetak empat gol serta dua assist dalam 15 pertandingan sejauh ini.
“Saya terus berkembang dalam tim ini, tidak seperti musim lalu. Saya tidak akan bilang apa yang saya alami musim lalu adalah kesalahan Spalletti. Itu hanya perkara pilihan yang ia buat. Namun saya tidak tahu apakah saya masih akan bertahan dengannya. Barangkali tidak,” ujar mantan pemain Sevilla itu.
Advertisement
Bawa Inter Milan Bangkit
Sementara itu, Spalletti berhasil membawa Inter Milan bangkit musim ini. Setelah dalam beberapa musim terakhir selalu terpuruk, kali ini I Nerazzuri kembali ke jalur yang benar sebagai klub raksasa Italia. Dengan kemenangan 5-0 yang terakhir didapat saat lawan Chievo, Mauro Icardi dan kawan-kawan kini memimpin puncak klasemen sementara dengan 39 poin.
Inter menyalip Napoli yang sudah menduduki puncak klasemen selama lebih dari 10 pekan. Tak cuma itu, mereka kini satu-satunya tim yang belum terkalahkan di Serie A. Akhir pekan nanti, Inter Milan akan menghadapi ujian sesungguhnya melawan Juventus.
Pertandingan tersebut akan sangat menentukan perjalanan La Beneamata dalam meraih Scudetto musim ini. “Itu akan menjadi laga yang sangat berat bagi kami dan kami harus segera kembali bekerja. Fokus pada hal-hal yang kami tahu sekarang dan melakukannya dengan sebaik-baiknya,” ujar Spalletti, usai timnya melibas Chievo, Minggu kemarin. (Abul Muamar)