Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, ekspor beras Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan pada 2017.
Pejabat Fungsional Statistisi Pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan Sri Wahyuni, mengatakan, berdasarkan data neraca perdagangan sektor pertanian Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan volume ekspor beras konsumsi kurun waktu Januari hingga Oktober 2017 mencapai 4.227 persen dibanding periode yang sama di 2016.
“Pertumbuhan yang sangat tajam ini diperoleh dari perbandingan volume ekspor Januari hingga Oktober 2016 dengan volume ekspor periode yang sama di 2016,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (5/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia menjelaskan, pada kurun waktu Januari hingga Oktober 2016, volume ekspor beras konsumsi hanya 79 ton. Volume ini jauh lebih kecil dibanding volume ekspor yang didapat pada Januari hingga Oktober 2017 yang mencapai 3.434 ton.
“Pencapaian ini baru dalam sejarah Indonesia. Program Upaya Khusus peningkatan produksi dan percepatan swasembada salah satunya beras yang dicanangkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman adalah salah satu kunci mencapai ini,” kata dia.
Menurut Sri, program Upaya Khusus tidak sebatas pada peningkatan produksi, tetapi diikuti dengan kerja nyata peningkatan ekspor beras. Terbukti, pada Februari 2017, Indonesia mencetak sejarah baru yaitu ekspor beras dari Merauke, Papua ke Papua Nugini,.
Kemudian, pada momentum Hari Pangan Sedunia Oktober 2017, Indonesia kembali mengekspor beras ke Malaysia. Indonesia juga telah mengekspor beras organik Belgia.
"Beberapa daftar ekspor inilah menjadi bukti nyata bahwa terjadi pertumbuhan ekspor beras konsumsi Indonesia yang dahsyat,” ungkap dia.
Berdasarkan data BPS, adapun negara-negara yang telah mengimpor beras dari Indonesia dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2017 yaitu Amerika, Jerman, Belgia, Australia, Italia, Papua Nugini, Malaysia, dan Singapura.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ekspor rempah
Sebelumnya, Kementan juga akan menyasar rempah-rempah sebagai komoditas ekspor, seiring dengan perkembangan swasembada beras dan jagung yang menunjukan hasil yang baik.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengungkapkan hal itu usai melakukan panen raya di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (30/10/2017).
Dia mengatakan, saat ini Kementerian Pertanian telah menganggarkan Rp 5,5 triliun untuk program perkebunan dan holtikultura termasuk pengembangan tanaman rempah rempah di Indonesia. "Tahun ini ada Rp 2,4 triliun yang disiapkan, itu masuk di APBN perubahan," ujar dia.
Dia menuturkan, tiap daerah memiliki potensi tanaman perkebunan dan holtikultura yaitu misalnya tanaman rempah-rempah dan kelapa bisa menjadi komoditas baru yang bisa diekspor oleh Indonesia. Kementan bahkan akan memberikan bibit unggul dan pupuk yang dibutuhkan secara gratis.
"Gorontalo misalnya dominan perkebunannya kelapa, kakao, cengkeh, silakan urus benihnya di kementerian,kami berikan gratis. Itu sesuai perintah presiden," ujar dia.
Amran Sulaiman optimistis target ini dapat tercapai dengan perencanaan yang baik, apalagi mengingat Indonesia sebagai negara yang pernah berjaya akan rempah-rempah,sehingga tidak menutup kemungkinan peluang ekspor rempah-rempah kembali dapat dilakukan.
Dia mencontohkan, potensi keuntungan untuk ekspor jagung ke Malaysia dan Filipina bisa mencapai Rp 12 triliun sehingga dalam beberapa tahun ke depan program itu akan terus digarap oleh pemerintah.
"Yang terpenting kita yang puluhan tahun impor, sekarang kita sudah ekspor," tutur dia.
Advertisement