Kementerian PUPR Jamin Data Program Sejuta Rumah Akurat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan data pembangunan rumah dalam Program Sejuta Rumah akurat.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 05 Des 2017, 17:15 WIB
Rumah murah

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan data pembangunan rumah dalam Program Sejuta Rumah akurat. Hingga 4 Desember 2017, sebanyak 765.120 unit rumah telah terbangun.

Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian PUPR Dadang Rukmana mengatakan, berdasarkan perhitungan, sebanyak 70 persen rumah tersebut diperuntukan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Perhitungan yang kita lakukan selama 2017 dari 765.120 unit itu 70 persen untuk MBR sisanya adalah non-MBR," kata dia di Kementerian PU-PR Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Terdapat sejumlah metode untuk menghitung realisasi Program Sejuta Rumah. Pertama, dia mengatakan, mendata terlebih dahulu rumah-rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR.

Rumah tersebut terdiri dari berbagai jenis seperti rumah susun (rusun), rumah khusus (rusus), rumah swadaya, dan sebagainya.

Kedua, pihaknya mendata rumah yang dibangun oleh pemerintah daerah. Dia bilang, pelaporan tersebut kini menggunakan mekanisme online.

Selanjutnya, data juga berasal dari asosiasi pengembang seperti Realestat Indonesia (REI), Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Asosiasi Pengembangan Rumah Sehat Nasional (Apernas).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Sistem online

Pihaknya juga mendata rumah yang dibangun oleh kementerian dan lembaga lain."Terakhir dari kementerian, contoh Transmigrasi. Itu semua kita himpun sistem online. Kita lakukan verifikasi keluarlah angka ini," ujar dia.

Tak berhenti di situ. Dadang mengaku, untuk menghitung realisasi Program Sejuta Rumah juga memanfaatkan data penyaluran kredit bank.

"Terakhir ada laporan dari bank. Bank penyalur kredit juga menghimpun data baik secara online maupun kirim surat. Relatif angka ini bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya. Hanya saja yang sudah dihitung yang sudah terbangun. Yang belum selesai belum dihitung kalau diizinkan capaiannya luar biasa," pungkas Dadang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya