Liputan6.com, Manila - Hewan peliharaan boleh dibilang sebagai makhluk hidup dengan tingkat emosi yang hampir sama dengan manusia.
Banyak ilmuwan yang telah membuktikan bahwa mereka bahkan mampu mengekspresikan cinta, persahabatan, dan kesetiaan dengan cara yang sama seperti manusia.
Salah satu bentuk persahabatan yang terjalin antara manusia dan hewan juga dialami oleh Jonah Enriquez dengan seekor anjing bernama Jago.
Dilansir dari laman AsiaOne, Rabu (6/12/2017), bentuk kasih sayang Jago terhadap pemiliknya dibuktikan dengan upaya penyelamatan yang ia lakukan. Kala itu Jonah nyaris meninggal dunia akibat gigitan ular.
Baca Juga
Advertisement
Dalam akun Facebook pribadi, Jonah bercerita, ketika tengah membersihkan sebuah gubuk ia melihat ada seekor ular di tumpukan kayu.
Wanita itu sempat ingin lari, tapi ular itu datang menghampiri. Tiba-tiba, Jago yang saat itu berada di samping Jonah langsung menyerang ular tersebut.
Perkelahian sengit antara ular dan anjing sempat terjadi. Saling gigit antara Jago dan ular itu tak dapat dihindari. Meski ular tersebut mati di tempat, kondisi Jago pun dikabarkan sekarat.
Pasalnya, anjing pemberani itu harus menerima serangan bisa ular yang begitu mematikan. Ada beberapa bekas gigitan. Seperti pada bagian moncong, hidung dan lehernya.
Saat hendak diselamatkan, nyawa Jago sudah tak dapat tertolong. Ia mati akibat gigitan ular yang membuat aliran darahnya tak berfungsi.
Sempat Diadopsi
Jago adalah anjing yang diadopsi oleh Jonah Enriquez pada Juli 2016. Ia diselamatkan bersama seekor kucing yang ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di jalanan.
Menurut Jonah, seseorang telah meninggalkan Jago di jalanan dan hidup tanpa makanan. Untuk itu, Jonah membawa pulang Jago untuk dipelihara.
"Saya tak pernah menyangka, anjing yang pernah saya selamatkan kini telah menyelamatkan saya juga," ujar Jonah.
Persahabatan Anjing Buta
Ada banyak kisah sedih nan mengharukan, bahagia serta kesetiaan yang terangkum dalam perjalanan hidup hewan. Beberapa di antaranya mampu membuat banyak orang tersentuh dan terinspirasi dari ceritanya.
Maddison dan Lily telah membuktikan betapa pentingnya persahabatan selama hidup di dunia. Keduanya adalah anjing yang sudah berteman sejak lama.
Pada usia enam tahun, Lily mengalami kebutaan. Hidupnya begitu terpuruk dan hampir depresi.
Tak lama setelah kehilangan penglihatannya, Maddison datang sambil mengusap tubuh Lily sebagai perwujudan kasih sayangnya kepada sang sahabat.
Kini, kehidupan Lily berjalan seperti sediakala. Ia berlari dan bermain bersama Maddison. Meski matanya tak mampu melihat, Maddison selalu berada di samping Lily dan menjadi mata bagi dirinya.
Advertisement