Sidak, Anggota DPRD Batam Bongkar Kebobrokan RSUD Embung Fatimah

Kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Batam sekarat. Bahkan, stok obat paracetamol saja tak ada.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 06 Des 2017, 20:06 WIB
Stok obat di gudang habis. Foto: (Ajang Nurdin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Batam - Kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Batam sangat memprihatinkan. Hal itu diungkap oleh anggota Komisi IV DPRD Batam, Joko Mulyanto, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak).

Selama tiga bulan, ternyata RSUD Batam sudah tidak mempunyai persediaan obat. Selain itu, banyak peralatan medis seperti alat transfusi darah dan mesin rontgen sudah tidak berfungsi dengan baik.

"Kalau begini, bukan hanya orangnya (pasien) yang sakit. Rumah sakitnya juga ikut sakit," ujarnya di RSUD Embung Fatimah, Selasa, 5 Desember 2017.

Joko Mulyanto tak sendiri, ia ditemani Sekretaris Komisi IV DPRD Batam, Udin Sihaloho. Dalam sidak itu, Udin juga meluapkan kekesalannya. Sebab, rumah sakit daerah, kata Udin, seharusnya menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien di Batam.

"Namun, masalah kecil seperti obat-obatan saja tidak terpenuhi. Obat-obatan dasar seperti paracetamol dan antibiotik saja tidak punya," ujarnya.

Udin semakin kesal ketika bertanya pada dokter jaga perihal kekosongan gudang obat di RSUD Batam. Dokter dengan santainya mengakui jika gudang obatnya memang kosong, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Para dokter malah mengancam akan mengundurkan diri karena berbulan-bulan gaji mereka tidak dibayar pihak RSUD. Udin lantas menyimpulkan, sumber masalah utama RSUD Batam adalah keuangan.

"Padahal di tahun 2017 DPRD Batam telah menganggarkan Rp 17,4 miliar. Anehnya, di bulan Maret sudah mengalami kekosongan," bebernya.

Saksikan video pilihan berikut:


Tunggakan Gaji Dokter

Sholeh Wahyudin, salah satu Apoteker RSUD Embung Fatimah. Foto: (Ajang Nurdin/Liputan6.com)

Kondisi memprihatinkan juga diakui Ketua Komite Dokter RSUD Batam, Yan Yanuar. Ia menilai bahwa rumah sakit dalam keadaan sekarat. Selain tidak ada obat-obatan dan peralatan medis yang mulai usang, dokter di RSUD Batam juga berencana akan mengundurkan diri.

Ia mengaku tidak bisa berbuat banyak. "Ini rumah sakit pemerintah, jadi kami selaku dokter tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.

Sementara itu, pihak manajemen RSUD Batam, Sri Widya, mengungkapkan, rumah sakit mempunyai tunggakan gaji para dokter sejak 2014 hingga 2016. Tunggakan gaji dokter yang belum dibayar rumah sakit sebesar Rp 5,5 miliar.

"Jumlah itu belum ditambah tahun 2017. Rp 1,5 miliar juga belum terbayar," keluhnya.

Selanjutnya, DPRD Batam akan melayangkan surat ke instansi terkait baik pihak rumah sakit, pemerintah kota, maupun BPJS Kesehatan untuk duduk bersama.

"Sehingga permasalahan RSUD Embung Fatimah Batam, segera terselesaikan," ujar Udin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya