Belasan Pohon Pelindung Ditebang Sambut Cuaca Ekstrem

Yang ditebang adalah pohon-pohon pelindung berusia lanjut yang berada di jalan protokol Mataram.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Des 2017, 21:03 WIB
Ilustrasi Foto Pohon (iStockphoto)

Liputan6.com, Mataram - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menebang belasan pohon pelindung sebagai upaya antisipasi cuaca ekstrem.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Mataram, HM Kemal Islam mengatakan, jumlah pohon pelindung yang menjadi sasaran penebangan sebanyak 19 pohon.

"Hingga hari ini, pohon yang sudah ditebang sebanyak 11 pohon dan rata-rata berada di jalan protokol," katanya di Mataram, Rabu (6/12/2017), dilansir Antara.

Ia menjelaskan, program penebangan pohon pelindung tersebut sudah dimulai sejak Senin pekan lalu, sesuai dengan hasil survei yang dilakukan timnya terhadap kondisi pohon, terutama di jalan protokol.

Penebangan pohon bertujuan untuk menghindari adanya bencana pohon tumbang akibat angin kencang selama cuaca ekstrem. Dari hasil survei itulah, timnya berhasil mendapatkan sekitar 19 pohon yang dinilai sudah layak ditebang karena kondisi batangnya yang keropos.

"Sedangkan, pohon yang dinilai pengakarannya kurang baik tapi masih layak dipertahankan, kami melakukan perantingan dan pemotongan bagian atas untuk mengurangi beban," katanya.

Menurutnya, proses pemangkasan pohon diprioritaskan pada jalur-jalur protokol yang sarat dengan pohon-pohon berusia tua, seperti di Jalan Langko, Jalan Pejanggik, Jalan Pendidikan, dan Jalan Majapahit.

Namun kenyataannya, pohon tumbang sering terjadi di kawasan pinggiran. Termasuk di dalamnya pohon masih muda yang tidak diprediksi akan tumbang.

Pohon yang relatif masih berusia muda tapi tumbang dipicu karena pengakaran yang tidak bagus karena adanya pengecoran tanah. "Dan ada juga masyarakat yang membuang bekas oli atau sejenisnya pada akar pohon sehingga rapuh," ujarnya.

Kemal mengatakan, usia pohon kenari di Jalan Langko sudah mencapai sekitar 400 tahun, sehingga perlu diawasi lebih intensif agar menghindari bencana.

Karenanya setelah ditebang, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman menanam pohon dengan jenis serupa sebagai pengganti pohon yang sudah ditebang.

"Tapi, agar pohon pengganti bisa tumbuh dengan baik, penanaman kami lakukan dengan menggali tanah lebih dalam sehingga akar bisa berkembang dengan baik dan pohon tumbuh lebih kuat," katanya.

 

 

 


Kabar Siklon Dahlia di Pacitan

Siklon Tropis Dahlia. (Liputan6.com/Istimewa)

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) kembali meminta masyarakat, khususnya nelayan, untuk mewaspadai potensi hujan lebat disertai angin kencang yang muncul akibat siklon tropis Dahlia.

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menuturkan, informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menunjukkan siklon tropis Dahlia yang awalnya terbentuk di sekitar Sumatera saat ini berada di dekat perairan Jawa Timur.

"Data dari BMKG pada pukul 01.00 WIB dini hari tadi posisi Siklon Tropis Dahlia berada di sekitar 11.5 lintang selatan dan 111,8 bujur timur atau sekitar 388 km sebelah selatan Pacitan," tutur Gus Ipul, Minggu, 3 Desember 2017.

Menurut Gus Ipul, siklon ini terus bergerak menjauhi Pacitan ke arah selatan dan tenggara dengan kecepatan 4 knots (8 km/jam). Di sekitar siklon, kekuatan angin terpantau mencapai 35 knots atau mencapai 65 km/jam.

"Dengan kecepatan pergerakan siklon, diperkirakan selama 24 jam atau pada Senin, 4 Desember 2017, siklon Dahlia akan semakin menjauhi Pacitan dengan jarak 760 km sebelah selatan Pacitan atau berada di titik 15,1 lintang selatan dan 111,0 bujur Timur," katanya.

Gus Ipul mengatakan, meski semakin menjauh, dampak siklon Dahlia akan menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur sebagian besar Jawa Timur.

"Di sebagian wilayah Jawa Timur bagian barat juga berpotensi muncul angin kencang dengan kekuatan 20 knot," ucapnya.

Gus Ipul menegaskan, gelombang laut dengan ketinggian 2.5 - 4 meter juga akan muncul di perairan selatan Jawa Timur. Di beberapa daerah, gelombang diperkirakan juga akan mencapai 4-6 meter.

"Kami minta masyarakat terutama nelayan harus tetap waspada," ujar Gus Ipul.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya