Liputan6.com, Jakarta Era disruption akibat serbuan teknologi diramalkan akan menghilangkan sejumlah pekerjaan saat ini. Akan tetapi, fenomena perubahan ke arah digitalisasi tersebut akan memunculkan pekerjaan-pekerjaan baru dengan kemampuan dan keahlian yang lebih tinggi.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali meminta perusahaan atau pelaku usaha tidak menunggu dan menyalahkan keadaan. Namun, melakukan transformasi sesuai dengan perubahan zaman.
"Kita lagi dikasih cobaan dengan disruption, tapi jangan terpuruk berlebihan. Pekerjaan memang akan hilang, tapi ribuan pekerjaan akan muncul," kata dia saat ditemui di Gramedia Matraman, Jakarta, Rabu (6/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Rhenald mencontohkan, pekerjaan sebagai dosen terancam akan hilang karena saat ini metode belajar mengajar sudah menerapkan online di internet. Mahasiswa pun dapat mendengarkan kuliah umum dari peraih nobel, dan lainnya.
"Dosen mungkin akan menjadi fasilitator bukan lagi sebagai knowledge transmitter. Ini memang tidak lepas dari proses disruption, tapi kita harus menyesuaikan diri menyampaikan ilmu sesuai zamannya," jelasnya.
Meski ada beberapa pekerjaan yang diprediksi hilang, termasuk perbankan, Presiden Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) itu menyatakan akan muncul ribuan pekerjaan baru. Utamanya pekerjaan yang berbasis sistem informasi teknologi (IT).
"Contohnya big data analyst, operator sistem operasi, dokter hewan peliharaan (pets), tenaga kerja di sektor pertanian dengan cara baru atau smart farming, dan jasa kurir di perusahaan logistik karena tren sekarang barang diantar langsung ke end user," Rhenald menerangkan.
Lebih jauh, Rhenald mengatakan, saat ini dokter hewan di Indonesia mayoritas adalah dokter hewan ternak, seperti sapi, kerbau, dan lainnya. Sementara ada perusahaan pakan ternak besar yang sedang mengembangkan divisi pets karena melihat ada potensi penjualan makanan hewan peliharaan.
"Sekarang kita perlu punya dokter hewan peliharaan, seperti anjing, kucing," ujarnya.
Selain itu, sambung dia, tenaga kerja di sektor pertanian dengan teknologi canggih (smart farming). Sekarang ini, Rhenald menambahkan, beberapa negara sudah mengembangkan pertanian di tengah kota dengan konsep vertical farming.
"Jumlahnya (tenaga kerja yang direkrut) tidak akan masif, sedikit-sedikit tapi banyak (jenis pekerjaan)," terang Rhenald.
Rhenald meyakini Indonesia akan sejahtera dengan pendapatan per kapita mencapai lebih dari US$ 8 ribu. "Upah pekerja akan semakin membaik. Kuncinya infrastruktur harus bagus, efisien, cost of delivery lebih murah, sehingga masyarakat pra sejahtera mulai jadi konsumen karena punya daya beli dan pendapatan," pungkasnya.
Tonton Video Pilihan Ini: