Penguatan Saham Teknologi Belum Mampu Angkat Wall Street

Penguatan saham teknologi belum mampu mengangkat wall street lebih tinggi. Lantaran harga minyak turun menekan sektor saham energi.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Des 2017, 05:06 WIB
Ilustrasi wall street (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi dengan indeks saham S&P 500 turun tipis. Wall street bervariasi tersebut didorong saham Microsoft dan teknologi lainnya menguat dapat mengimbangi sektor saham energi tertekan lantaran harga minyak tergelincir lebih dari dua persen.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones turun 39,73 poin atau 0,16 persen ke posisi 24.140,91. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,3 poin atau 0,01 persen ke posisi 2.629,27. Sementara itu, indeks saham Nasdaq naik tipis 14,16 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.776,38.

Wall street berada di zona negatif dalam empat sesi berturut-turut pertama kali sejak Maret menunjukkan ketidakpastian investor saat Partai Republik berusaha mendamaikan versi pemangkasan tagihan pajak mereka dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Indeks saham S&P 500 bahkan naik 17 persen sepanjang 2017 dipicu pertumbuhan pendapatan perusahaan yang kuat dan optimisme Presiden AS Donald Trump akan pangkas pajak perusahaan.

"Sulit untuk berspekulasi mengenai apa yang akan dikatakan saat finalisasi undang-undang," ujar Direktur Pacer Financial Inc, Sean O'Hara, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (7/12/2017).

Sentimen lain pengaruhi wall street dari pergerakan saham teknologi. Saham Microsoft, Facebook, dan induk usaha Google yaitu Alphabet mampu naik lebih dari satu persen usai pulih dari aksi jual baru-baru ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Selanjutnya

Namun, harga minyak sentuh level terendah dalam dua tahun usai kenaikan mengejutkan persediaan produk olahan Amerika Serikat (AS) menunjukkan permintaan mungkin lesu. Saham Schlumberger, Exxon, dan Chevron turun berkisaran 0,6 persen-2,17 persen.

"Sektor saham energi cenderung volatile sekitar satu bulan terakhir. Dengan sentimen pasokan menjadi kesempatan untuk aksi ambil untung," ujar Mike Baele, Direktur Pelaksana US Bank Private Client Wealth Management.

Selama perdagangan Rabu waktu setempat, saham Home Depot turun 1,12 persen usai perseroan mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai US$ 15 miliar. Saham H&R Block melonjak 10,27 persen usai perseroan melaporkan pendapatan lebih baik dari perkiraan.

Volume perdagangan saham sekitar 6,3 miliar saham di bursa saham AS. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham sekitar 6,6 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya