Liputan6.com, Surabaya - Bhayangkara FC menegaskan tidak akan mengembalikan Transfer Matching System (TMS) yang ada di federasi sepak bola dunia (FIFA) kepada Persebaya Surabaya.
Hal itu ditegaskan oleh Manajer BFC, AKBP Sumardji. Tim yang menjuarai Liga 1 2017 ini menolak mentah-mentah permintaan Persebaya Surabaya.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengatakan, jika kewajiban terhadap pengelolaan akun TMS FIFA ada pada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), bukan pada klub.
"Akun TMS ini domainnya PSSI, sehingga PSSI yang harus memproses dan menerbitkan akun TMS yang diajukan klub. Sebenarnya bukan Bhayangkara FC saja, tapi ada klub lain yang beralih tempat atau pindah saham. Artinya posisinya sama, sehingga itu kewajiban PSSI untuk memproses akun itu," katanya.
Karena itu, Sumardji berharap agar PSSI tanpa menunggu desakan dari banyak pihak harus segera menyelesaikan permasalahan akun ini yang berkaitan dengan masa depan kedua klub baik Persebaya maupun Bhayangkara FC.
Diselesaikan di Kongres
Berdasar info yang beredar, proses penyelesaian itu akan dilaksanakan dalam kongres PSSI di Bulan Januari 2018.
Sebelumnya, kasus ini dianggap adalah rentetan panjang dari masalah dualisme klub Persebaya saat itu. Namun, karena Bhayangkara FC dianggap sah, akun TMS FIFA milik Persebaya digunakan BFC.
Penggunaan TMS FIFA milik Persebaya oleh BFC ini berhasil diungkap oleh organisasi Save Our Soccer (SOS). TMS diperlukan untuk melakukan transfer pemain asing agar bisa diakui oleh FIFA.
Advertisement
Menanti Niat Baik
Sementara itu, manajer Persebaya Surabaya, Choirul Basalamah mengaku terus menunggu niat baik Bbhayangkara FC untuk mengembalikan akun tersebut. Sebab, jika tak ada akun TMS yang dimiliki Persebaya, maka skuad Bajol Ijo terancam tak bisa mendatangkan pemain asing.
"Tidak ada. Dari pihak BFC tidak ada komunikasi dengan kami dalam bentuk apapun. Kami hanya menunggu saja niat baik itu," ujarnya saat dihubungi terpisah. (Dimas Angga P)