Liputan6.com, Seoul - Putri Julia Mullock, mantan istri Putra Mahkota Yi Gu atau yang lebih dikenal dengan nama Lee Gu dari Dinasti Jeoseon Korea Selatan, meninggal dunia.
Putri Mullock mengembuskan napas terakhir pada 26 November 2017 di usia 94 tahun di Hawaii, Amerika Serikat.
Dilansir dari laman The Seoul Times, Kamis (7/12/2017), kematian Putri Mullock baru diketahui oleh masyarakat Korsel lima hari setelah ia dinyatakan meninggal dunia.
Dalam situs berita tersebut, Putri Julia dikatakan meninggal dunia di sebuah rumah sakit. Beda halnya dengan situs AsiaOne yang menulis bahwa Mullock meninggal di sebuah panti jompo bernama Hale Nani Rehab and Nursing Center.
Baca Juga
Advertisement
Profesor Lee Namju dari Sungshin Women's University, Korsel, yang merupakan teman dekat dari Mullock sekaligus keponakan jauh dari Putra Mahkota Yi Guu memastikan kematian mendiang kepada media lokal.
"Putri Mullock meninggal dunia dalam 'kesepian' di atas ranjang. Kondisinya begitu kritis sehingga tak dapat menggunakan telepon sebelum meninggal dunia," ujar Prof Lee.
"Putri Mullock adalah sosok istri yang sangat baik pada suaminya," tambahnya.
Putri Mullock adalah wanita keturunan Amerika-Ukraina yang menikah dengan Pangeran Yi Gu pada 1958 di New York. Kala itu, keduanya saling bertemu ketika bekerja di perusahaan arsitek bernama I.M Pei.
Setelah menikah, Putri Mullock tinggal di Istana Changdeokgung, Korsel. Keduanya kemudian bercerai pada 1982 karena sebuah tekanan.
Ia disebut tak dapat menghasilkan keturunan dari pernikahannya dengan Pangeran Yi Gu.
Setelah bercerai keduanya tinggal di kota yang berbeda. Yi pindah ke Jepang, sedangkan Mullock menetap di Korsel untuk mengelola sebuah butik hingga akhirnya menetap di Hawaii pada 1995.
Ketika Yi Gu meninggal dunia pada 2005, pihak istana tak mengundang Mullock ke acara pemakaman sang mantan suami, meskipun ia sangat ingin melihat Yi Gu untuk yang terakhir kalinya.
Sosok Putri Julia Mullock
Bagi Prof Lee Namju, Putri Mullock adalah sosok yang sangat baik hati dan berbakat dalam banyak hal. Ia menyebut bahwa kehidupan Mullock di kerajaan tidaklah mudah.
Hal ini karena banyak anggota kerajaan yang menolak untuk kenal dekat dengan wanita Barat bermata biru tersebut.
Kehidupannya semakin terpuruk ketika banyak pihak memaksa perceraian pasangan suami istri tersebut. Mereka menilai, Putri Mullock tak dapat menghasilkan keturunan sebagai ahli waris. Bahkan, sang suami yang seharusnya berada di sisinya malah tinggal di hotel, bukan di istana.
"Sebelum mengakhiri masa tugasnya sebagai putri kerajaan, Mullock terus membantu rakyat miskin terutama mereka yang memiliki kondisi tubuh yang tak sempurna," ujar Prof Lee.
"Anak-anak yatim piatu dan rakyat miskin Korsel bahkan menghargai usaha Putri Mullock. Mereka memanggil wanita tersebut dengan sebutan ibu," tambahnya.
Prof Lee juga mengatakan bahwa Mullock sangat merindukan mantan suaminya. Ia selalu menunggu sepucuk surat yang datang dari Korea meski hal itu tak kunjung jadi kenyataan.
Advertisement