Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pernyataan tersebut menimbulkan reaksi dari para pemimpin dunia, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengutuk keras pengakuan dari miliarder nyentrik itu.
Menyangkut dampak pernyataan Trump soal Yerusalem terhadap ekonomi Indonesia, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati masih enggan menjelaskan rinci. Namun dia memastikan bahwa hal tersebut penting bagi Indonesia.
Advertisement
"Nanti Pak Presiden yang akan menyampaikan pandangannya, aku tidak bikin itu (statement) dulu. Itu (pernyataan Trump soal ibu kota Yerusalem) penting, tapi nanti Pak Presiden yang menyampaikan," kata Sri Mulyani di JCC, Kamis (7/12/2017).
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara menambahkan, pemerintah akan terus memantau perkembangan dari deklarasi pengakuan Trump.
Dalam hal ini, berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
"Kita melakukan monitoring secara cermat, di pasar saham kan ada OJK. Untuk sekala lebih besar ada KSSK yang selalu berkoordinasi meng-update isu-isu terkini. Kita perhatikan faktor-faktor itu dalam pemahaman kita, dan kita perhatikan terus," jelasnya.
Secara keseluruhan, Suahasil memastikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih kuat. Hal ini bisa terlihat dari realisasi pertumbuhan ekonomi, inflasi, posisi cadangan devisa, sistem keuangan.
"Indonesia kan kuat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, cadev, dan sistem keuangannya. Kita terus bekerja memonitoring secara baik," ujar Suahasil.
Indonesia bersikap tegas menolak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pengakuan itu akan disusul dengan pemindahan Kedutaan Besar AS di Tel Aviv ke wilayah pendudukan tersebut.
Apakah Presiden Joko Widodo akan telepon Trump terkait sikap tegas ini?
"Nanti setelah sidang OKI," kata Presiden di Istana Bogor, Kamis (7/12/2017).
Sidang OKI, kata Jokowi, diagendakan digelar pada 13 Desember 2017. Berbagai negara Islam yang tergabung dalam OKI akan mengikuti sidang tersebut membahas sikap Trump mengakui Yerusalem ibu kota Israel yang dikhawatirkan membuat instabilitas dunia.
Penyelenggaraan sidang OKI direncanakan akan digelar di Istanbul, Turki.
Indonesia, kata Jokowi, tetap dalam pendirian sikapnya untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina dan memperjuangkan hak-hak Palestina.