Startup India Bikin Aliansi Ajak Pemerintah Lindungi Bisnis Lokal

Melalui kelompok ini, startup di India berharap dapat bersaing dengan perusahaan global lain, seperti Uber, Ola, dan Hike.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 08 Des 2017, 07:30 WIB
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah startup asal India dilaporkan telah membentuk kelompok untuk melobi pemerintah India membantu mereka menjalankan bisnisnya. Mereka akan melobi pemerintah untuk mengeluarkan regulasi yang membatasi gerak perusahaan global.

Dilansir CNBC, Jumat (8/12/2017), grup yang diberi nama Indiatech ini mulai beroperasi awal tahun depan. Adapun agenda dari kelompok ini adalah membujuk pemerintah India membuat regulasi yang membantu perusahaan lokal menguasai pasar internet di negara itu.

 

Kelompok ini merupakan strategi baru dari industri lokal yang tengah berjuang dengan perusahaan kompetitor global. Apabila langkah ini berhasil, startup di India hampir dapat dipastikan mampu bersaing dengan perusahaan asing lain. 

Sejumlah perusahaan rintisan yang berada di balik terbentuknya organisasi ini adalah ritel online Flipkart, rival Uber Ola, dan aplikasi chatting Hike.

Sumber anonim juga menyebut marketplace Grofers, platform pembelian tiket MakeMyTrip, dan platform iklan baris Quikr dan firma VC Matrix dan Kalaari juga ikut bergabung dalam kelompok ini.

"Jika salah satu anggota menawarkan permintaan semacam ini ke pemerintah, pasti tak akan didengar. Namun jika ada sebuah badan industri yang terdiri dari pemain lokal besar, kemungkinan besar permintaan semacam ini akan didengar," tutur seorang sumber anonim.

Nantinya, organisasi tersebut akan meyakinkan pemerintah membuat regulasi yang dapat melindungi industri lokal, terutama startup.

Salah seorang eksekutif perusahaan anonim menuturkan, tujuan akhir dari organisasi ini adalah membantu perusahaan India mendapat perlakuan istimewa.


Startup Unicorn di India Tengah Berjuang

Sekadar informasi, startup unicorn di India memang dilaporkan tengah berjuang keras untuk menjalankan bisnisnya. Salah satunya adalah Flipkart.

Meski sudah berhasil mendapat pendanaan dari investor global, perusahaan ini ternyata masih sulit untuk meningkatkan modalnya. Padahal di sisi lain, Amazon sebagai pesaing telah menggelontorkan dana US$ 3 miliar untuk tim lokal di India.

Hal itu membuat total investasi e-Commerce asal Amerika Serikat itu mencapai US$ 5 miliar. Strategi itu ternyata berhasil, saat festival Diwali, penjualan Amazon India berhasil menyalip Flipkart untuk kali pertama.

Tak hanya e-Commerce, unicorn lain yang tengah berjuang adalah Ola dan Hike. Masing-masing perusahaan dilaporkan tengah berupaya untuk mampu bersaing dengan rival globalnya, seperti Uber dan WhatsApp.

Kedatangan dua produk tersebut dapat dikatakan membuat Ola dan Hike terancam karena memasuki pasar dengan pasokan dana yang cukup melimpah.

Karena itu, asosiasi semacam ini merupakan strategi baru untuk meminta perlindungan pemerintah dari serangan perusahaan global.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya