Liputan6.com, Jakarta Difteri merupakan salah satu penyakit menular yang biasanya menyerang anak usia 5-9 tahun. Satu hal yang membahayakan dari difteri adalah penyakit ini bisa mematikan pada anak.
Dokter spesialis anak Margareta Komalasari mengatakan penyebab difteri adalah kuman Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini bisa mengeluarkan toksin atau racun ke dalam tubuh. Racun ini bisa menyebabkan paralisis otot (kelumpuhan otot).
Advertisement
"Bisa juga menyebabkan miokarditis atau peradangan pada otot jantung. Nah ini yang kami takutkan. Anak bisa meninggal mendadak karena ada miokarditis atau radang otot jantung," kata wanita yang akrab disapa Atha ini saat dihubungi Health-Liputan6.com tentang bahaya difteri, Kamis (7/12/2017).
Saksikan juga video menarik berikut:
Sebabkan gangguan napas
Anak yang terkena difteri memiliki tanda khas yakni selaput putih keabu-abuan di tenggorokan. Kehadiran selaput tersebut bisa menyumbat saluran napas.
"Hal ini membuat saluran napas enggak bisa bekerja dengan baik, nah itu juga bisa menyebabkan gangguan napas," katanya.
Dokter yang berpraktek di Brawijaya Women & Children Hospital ini pun menyampaikan bila anak sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, efeknya tidak terlalu membahayakan bila kena difteri.
"Kalau anak divaksin gejalanya enggak berat. Umumnya tidak sampai menyebabkan kematian karena dia sudah terproteksi," kata Ata.
Advertisement