Liputan6.com, Hubei Sheng - Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir bersama jajaran direksinya mengunjungi Three Gorges Dam, bendungan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terbesar di dunia yang terdapat di Hubei Sheng, Yichang Shi, Yiling, China.
Saat melihat bendungan raksasa, Sofyan menilai proyek ini bisa diwujudkan berkat kerja sama dari berbagai pihak. Pemerintah, swasta, dan masyarakat yang memiliki visi yang sama membuat proyek ambisius ini akhirnya bisa menjadi nyata.
"Tadi kita lihat sama-sama raksasa pembangkit. Jadi semangat juara. Mereka belajar ke Amerika, Eropa, kembali dan menjadi yang terbesar di dunia. Demi kemaslahatan masyarakat mereka sendiri," ujar Sofyan usai mengunjungi Three Gorges Dam di Hubei Sheng, Yichang Shi, Yiling, Tiongkok, Kamis (7/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Lebih lanjut Sofyan menjelaskan, proyek bendungan dan pembangkit listrik raksasa seperti Three Gorges Dam juga bisa dibangun di Indonesia. Pihaknya melihat potensi besar di Sungai Kayang Kalimantan Utara yang apabila dijadikan PLTA bisa menghasilkan kapasitas 9.000 MW.
"Potensinya besar, tapi sayang demand-nya belum ada. Mungkin smelter bisa dari Freeport. Kita bisa, yang penting kemauan untuk menyatukan itu," pungkas Sofyan.
Bendungan Three Gorges Dam dibangun sepanjang 2,3 km menyeberangi Sungai Yangtze, Tiongkok. Proyek ambisius ini dinilai sebagai proyek terbesar Negeri Tirai Bambu setelah dibangunnya Tembok Besar China.
Selain bendungan, Three Gorges Dam juga memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Air yang mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas 22.500 MW. Ini mengalahkan pembangkit listrik Itaipu di perbatasan Brasil-Paraguay (12.500 MW) yang selama ini menyandang predikat yang terbesar di dunia.
Awalnya, Three Gorges Dam dibangun sebagai solusi untuk menanggulangi banjir yang kerap datang setiap 10 tahun sekali di Tiongkok yang diakibatkan dari meluapnya Sungai Yangtze. Proyek ini dibangun selama 15 tahun dan menghabiskan biaya US$ 2,3 miliar.
Dalam lawatan ini, Sofyan Basir ditemani jajaran direksi PLN yang lain, yakni Direktur Ekonomi PLN Sarwono Sudarto, Strategic Procurement Director PLN Supangkat Iwan Sanjtoso, Corporate Planning Director PLN Syofvi Felienty Roekman, Direktur Bisnis area Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo Abumanan, General Manager PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan R Bambang Anggono, dan Direktur Human Capital Management PLN Muhammad Ali.
Sofyan juga mengajak rektor dan pakar antara lain anggota Dewan Energi Nasional Tumiran, pakar manajemen dan ekonomi bisnis UGM Fahmy Radhi, dan Kepala Studi Energi UI Iwa Garniwa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLN Bakal Terapkan Keunggulan PLTU China di RI
Sebelumnya, direksi PT PLN (Persero) beserta rombongan mengunjungi Ninghai Power Plant atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ninghai di China.
Direktur Utama (Dirut) PLN Sofyan Basir mengatakan, PLTU Ninghai ini memiliki banyak keunggulan yang akan diadaptasi dalam pembangunan PLTU Jawa 7 yang berlokasi di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Ninghai Power Plant yang terletak di Provinsi Zhejiang, merupakan pembangkit listrik bertenaga batu bara dengan kapasitas 4.400 MW. PLTU ini dimiliki oleh perusahaan milik China, Shenhua Guohua Electric Power Corporation.
"Tadi sudah keliling pabrik dan lihat hijau luar biasa di sekelilingnya dan ini akan dibangun persis seperti ini di Banjanegara di Jawa Barat. Progressnya hampir mencapai 40 persen," tutur Sofyan di Zhejiang, China, Kamis 7 Desember 2017.
Lebih lanjut Dirut PLN Sofyan Basir menuturkan teknologi ultra super critical ini juga akan sangat baik apabila diterapkan di Indonesia yang memiliki batu bara sebagai energi primernya.
Sementara itu, proyek Jawa 7 diperkirakan selesai pada akhir 2019 dan mendukung program 35 ribu MW. Proyek Jawa 7 akan memiliki kapasitas 2 x 1000 MW dengan investasi sekitar Rp 40 triliun.
"Kita berdoa sama-sama proyek ini bisa berjalan dengan baik tanpa kurang satu apa pun," ujar dia.
Advertisement