Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa pensiun.
Pelantikan mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) digelar di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (8/12/2017).
Advertisement
Pantauan Liputan6.com, upacara pelantikan diawali dengan pembacaan surat keputusan pengangkatan Hadi Tjahjanto dan pemberhentian dengan hormat Jenderal Gatot Nurmantyo.
"Menimbang dan seterusnya, memutuskan dan seterusnya, memberhentikan secara hormat Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai panglima TNI, disertakan ucapan terima kasih atas pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut. Kedua, mengangkat Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI," kata Sekretaris Militer Presiden.
Setelah surat keputusan presiden dibacakan, acara dilanjutkan dengan pengambilan sumpah oleh Jokowi yang diikuti oleh Hadi Tjahjanto.
Pada sumpahnya, Hadi Tjahjanto menyatakan siap menjalankan tugas sebagai Panglima TNI dengan berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, sebagai pejabat tinggi negara, dia bersumpah akan menolak berbagai macam pemberian.
"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dari siapa pun juga yang saya tahu atau patut dapat mengira bahwa dia mempunyai hal yang bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya," ucap Hadi Tjahjanto, mengikuti lafaz sumpah yang dibacakan Presiden Jokowi.
"Bahwa saya akan akan senantiasa menjunjung tinggi sumpah prajurit," dia melanjutkan.
Usai pengucapan sumpah akan dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara dan ucapan selamat kepada Hadi Tjahjanto dari sejumlah pejabat negara yang hadir.
Fokus Kerja
Sebelumnya, Hadi Tjahjanto menyatakan, dia akan fokus dalam beberapa hal setelah jadi Panglima TNI nanti. Misalnya industri pertahanan.
"Seperti di PT PAL Indonesia dan PT Pindad Indonesia, itu keperluan mendasar untuk TNI dari sana," kata Hadi Tjahjanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 7 Desember 2017.
Dia menyatakan, antara Polri dan TNI akan saling bersinergis berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Sehingga tak ada konflik pada kedua belah pihak.
"Kita semua akan senang, solidaritas TNI-Polri yang dipentingkan," ujar Hadi Tjahjanto.
Sedangkan untuk menghadapi tahun politik, Hadi menyatakan, TNI akan netral dan tidak berpolitik praktis.
"Kita perkuat jati diri sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan profesional. TNI tidak berpolitik dan ikuti politik negara," jelas Hadi Tjahjanto.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement