Waspada, Makan Durian Ndirun Banjarnegara Bisa Lupa Daratan

Tekstur durian Ndirun, durian sirouf, amat lembut, tebal, manis luar biasa dibumbui sedikit pahit di pangkal lidah. Khas durian kelas dunia.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 08 Des 2017, 17:00 WIB
Penampakan durian Sirouf, jawara kontes durian asal Dusun Ndirun, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Tak diketahui secara pasti kapan Dusun Ndirun, Desa Singamerta, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara menjadi sentra durian. Warga setempat hanya tahu, sejak lahir, kebun-kebun di kampung mereka sudah dipenuhi pohon durian Ndirun yang beragam jenis.

Kadang, terjadi salah kaprah di antara pecinta durian. Mereka menyebut durian Dusun Ndirun dengan durian ndirun. Padahal, di Dusun Ndirun, berbagai jenis durian lokal tumbuh dan menjadi kekayaan plasma nutfah endemik yang jarang ditemui di tempat lain.

Sebut saja durian roti, lantaran bentuknya tebal mirip roti dengan tekstur kenyal nan manis. Lalu, ada juga durian dambyang, wurkok, pulensari, dan godres.

Ada lagi durian emas yang warna dagingnya kuning keemasan serupa emas berkilauan. Dan yang baru-baru ini nge-hit adalah durian Sirouf, lantaran menjadi jawara kontes durian pada acara Durian Fair 2016, di Jakarta.

Sejak kemenangan itu, durian sirouf pun menjadi durian. Pun, dengan durian-durian lokal Dusun Ndirun lainnya.

Pemilik durian Sirouf yang juga warga Dusun Ndirun, Eko Waluyo bercerita, awalnya dia membeli sebidang kebun di Dusun Ndirun. Di kebun itu, ada tujuh batang pohon durian. Yang menarik perhatiannya adalah satu pohon yang menjulang tinggi 40 meter.

Diperkirakan, umurnya sudah setengah abad. Buahnya tidak terlalu besar. Tetapi, tekstur daging durian Ndirun, durian sirouf amat lembut, tebal, manis luar biasa dibumbui sedikit pahit di pangkal lidah. Khas durian-durian kelas dunia. Maka, ia pun mulai merawat pohon-pohon duriannya lebih intensif.

Waktu itu, warga setempat belum mengetahui bahwa varian durian-durian mereka istimewa. Durian kerap dijual dengan sistim ijon, sewaktu durian masih muda.


Fetival Durian Ndirun, Jalan Lempang Menuju Kesejahteraan

Festival durian mengerek popularitas durian Ndirun sehingga dikenal dan menaikkan harga. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Lantas, pada 2012, Eko bersama sejumlah petani dan pegiat desa menginisiasi festival durian ndirun. Sejak saat itu, durian asal Ndirun mulai dikenal. Banyak konsumen yang memburu langsung ke dusun ini. Petani pun jadi memiliki posisi tawar yang lebih tinggi di depan tengkulak.

Mereka mulai mengampanyekan durian lokal yang dikemas melalui gelaran festival Durian Ndirun. Buah durian dari berbagai jenis dipamerkan kepada khalayak lalu dilelang.

Bukan hanya rangkaian acara yang nemikat, rasa durian Ndirun yang khas berhasil menghipnotis lidah pengunjung. Durian Ndirun sejak saat itu mulai kesohor, terutama di kalangan pecinta durian.

“Sekarang pembeli yang datang ke sini dan pesan langsung ke petani," ujar Eko, beberapa waktu lalu.

Durian Ndirun meraih puncak masa keemasan saat satu di antara jenis durian Ndirun, Sirouf berhasil menjuarai kontes durian pada acara Durian Fair 2016. Beberapa varietas unggulan lain dari dusun itu juga unggul pada kontes durian di tempat lain.

Durian Ndirun dijual dengan harga bervariasi antara Rp 20 ribu hingga Rp 150 ribu, atau Rp 35 ribu perkilogram hingga Rp 75 ribu perkilogram.

Apresiasi diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Festival Durian Ndirun lantas menjadi agenda wisata tahunan yang didukung penuh oleh pemerintah setempat.


Konservasi Alam dan Mitigasi Bencana Bertajuk Pohon Durian

Berbagai durian lokal bisa ditemukan di Dusun Ndirun, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Bupati Banjarnegara, Budi Sarwono pun berharap agar Festival Durian Ndirun dapat meningkatkan kunjungan wisata ke Banjarnegara, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani Dusun Ndirun. Popularitas sebanding lurus dengan harga durian yang meningkat.

Keberhasilan durian Ndirun menjadi jawara di berbagai kontes, atau setidaknya unggulan, memicu petani lain di luar Dusun Ndirun, terutama Desa Singamerta. Mereka ramai-ramai membabat tanaman salak. Kebun-kebun di lereng ini diubah menjadi kebun durian.

“50 persen tanaman salak sudah diganti dengan bibit durian,” Eko mengklaim.

Pengalihan tanaman dari salak ke durian di lahan petani bukan hanya berdampak ekonomis, namun juga ekologis. Penanaman bibit salak yang berlebih di lahan miring membuat lahan kritis dan mudah longsor.

Tanaman Durian yang memiliki akar tunggang dianggap lebih cocok ditanam di dusun Ndirun yang termasuk zona rawan. Selain itu, durian-durian Ndirun merupakan tanaman endemik di dusunnya yang patut dilestarikan.

Lewat durian, warga Dusun Ndirun dan Desa Singamerta memiliki dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama, kesejahteraan mereka meningkat. Kemudian yang kedua, konservasi alam dan mitigasi bencana ditempuh sekaligus dengan pohon durian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya