Liputan6.com, Jakarta - Fast food atau makanan cepat saji setiap harinya dikonsumsi jutaan orang diseluruh dunia setiap harinya. Alasannya bermacam-macam, mulai dari rasanya yang enak, murah, dan praktis.
Populasi Bumi yang kian bertambah dan kehidupan sehari-hari yang dituntut serba cepat, membuat makanan cepat saji menjadi pilihan.
Baca Juga
Advertisement
Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa fast food bukanlah makanan yang sehat jika dikonsumsi terus menerus. Jika berpikir bahwa konsekuensi terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji hanya berat badan bertambah, Anda salah.
Seperti dikutip dari Oddee, Jumat (8/12/2017), berikut 8 cara makanan cepat saji "membunuh" Anda perlahan-lahan, tentunya jika kita mengonsumsinya terlalu sering.
1. Fast Food Bisa Buat Otak Membusuk
Studi yang dilakukan baru-baru ini mengungkap, fast food dapat mempengaruhi otak secara negatif. Para peneliti menemukan, mereka yang rutin memakan makanan cepat saji memiliki risiko meningkatkan insulin yang dapat mengubah sususan otak.
Selain itu, makanan cepat saji juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko demensia, yang diakibatkan tingginya kadar kolesterol dan tekanan darah.
Saat jumlah insulin dalam tubuh meningkat, organ kita akan berhenti merespons hormon yang menyebabkan terbatasnya kemampuan kita untuk berpikir dan menciptakan kenangan.
2. Dispenser Soda Mengandung Bakteri yang Ada di Dalam Feses
Mengonsumsi makanan cepat saji kurang lengkap rasanya bila tidak diakhiri dengan meminum soda dingin. Namun, telah banyak penelitian yang mengungkap bahwa soda mengandung banyak gula, yang tentunya tak baik untuk kesehatan.
Selain itu, sebuah studi mengungkap bahwa ada jejak bakteri feses yang signifikan di hampir 48 persen dispenser soda. Selain itu, 11 persen dispenser soda juga mengandung bakteri E. Coli -- bakteri penyebab diare, sakit perut, dan demam.
3. Makanan Bersoda Menghancurkan Gigi
Seperti yang telah disebutkan pada poin nomor dua, hampir sebagian besar soda mengandung sirup jagung yang berfruktosa tinggi atau dikenal dengan HFCS.
Jika kita mengonsumsi HFCS dalam jumlah banyak, lapisan enamel gigi akan rusak dan bahkan bisa menyerang organ. Dalam 600 ml minuman berkarbonasi, terdapat 17 sendok teh gula. Dapat Anda bayangkan kan betapa banyaknya gula itu?
4. Telur Palsu
Banyak makanan yang mengandung telur di industri makanan cepat saji ditemukan mengandung bahan misterius yang disebut "premium egg blend" atau "campuran telur premium".
"Premium egg blend" merupakan campuran dari beberapa komponen seperti susu kering tanpa lemak, asam sutrat, dan propelin glikol -- bahan pelarut yang juga digunakan dalam deodoran batangan dan untuk melumasi kompresor AC.
Zat Berbahaya dalam Makanan
5. Roti Ternyata Buruk bagi Kesehatan
Beberapa tahun lalu, senyawa kimia Azodicarbonamide digunakan di beberapa jaringan makanan cepat saji terkemukan untuk meningkatkan masa simpan rotinya. Bahan kimia tersebut juga digunakan dalam industri karet dan plastik.
Begitu kabar tersebut diketahui publik, sebagian besar restoran cepat seaji berhenti menggunakan bahan tersebut untuk ditambahkan ke makanan mereka. Namun, banyak orang yang masih menyangsikan hal tersebut. Pasalnya, zat tersebut membantu mengurangi biaya dibandingkan menggunakan produk alami.
6. Tentang Telur Lalat dan Belatung
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memiliki peraturan tentang jumlah telur lalat yang dapat diterima dalam makanan. Menurut badan tersebut, makanan akan ditarik dari peredaran jika terdapat 10 atau lebih telur lalat atau 1 belatung per 500 gram makanan.
Namun, jumlah tersebut dapat bervariasi, tergantung jenis makanannya. Namun kenyataannya, sangat sulit mencegah lalat untuk bersarang di makanan dan kemungkinan kita pernah mengonsumsi telur lalat dalam hidup kita.
7. Hamburger Berasal dari Berbagai Macam Daging
Ternyata, daging di hamburger berasal dari campuran berbagai macam daging yang dicampur -- bukan hanya berasal dari satu sapi saja, mungkin saja bisa ratusan.
Kita pun tidak tahu jika ada daging yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam alat pemroses.
8. Perasa dalam Milkshake
Ketika konsumen memesan milkshake dengan rasa tertentu, mereka akan memiliki bayangan rasa yang diharapkan. Contohnya, anak-anak yang memesan milkshake stroberi akan membayangkan rasa yang tak akan bisa dibentuk dengan hanya menggunakan stroberi ke dalam minuman.
Jadi, milkshake menggunakan beberapa zat kimia berbeda untuk menciptakan rasa tersebut. Hal itu berlaku untuk hampir seluru milkshake berasa.
Advertisement