Liputan6.com, Pekanbaru - Satu kilogram narkotika jenis sabu nyaris lolos dari Pekanbaru, Riau, ke Jakarta melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II. Kasus ini terungkap setelah petugas memperhatikan gaya berjalan yang aneh dua calon penumpang pesawat.
Dua calon penumpang pesawat itu adalah Syaifudin Zhuhti dan Ebie Firdaus. Ia digelandang petugas keamanan bandara ke Satuan Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru setelah petugas menemukan benjolan di selangkangan.
Petugas hampir meloloskannya karena benjolan yang ternyata berisi sabu itu lolos pemeriksaan X-ray. Namun, petugas curiga sehingga mengecek ulang tubuh dua calon penumpang itu.
"Bahkan, salah satunya sudah pernah lolos dengan cara yang sama, meletakkan sabu di selangkangannya," kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Sutanto, Jumat siang, 8 Desember 2017.
Baca Juga
Advertisement
Pria disapa Santo ini menerangkan, keduanya ditangkap pada Kamis malam, 7 Desember 2017. Kala itu, pelaku Abie Firdaus yang berusia 25 tahun berhasil check in untuk naik Lion Air tujuan Jakarta setelah diperiksa di pintu pertama.
Dia lalu menuju ruang tunggu keberangkatan setelah melalui pengecekan beberapa petugas. Namun, petugas curiga karena Abie terlihat kesulitan berjalan hingga petugas menghampirinya ke kursi.
"Ketika diperiksa intensif ternyata ada benjolan di selangkangannya. Dia pun dibawa ke ruang pengamanan dan ditemukan bungkusan lakban diduga berisi sabu seberat 500 gram lebih," kata Santo.
Abie bernyanyi. Ia mengungkapkan bahwa seorang temannya sudah berhasil masuk ke pesawat dengan membawa barang haram itu. Petugas kemudian berkoordinasi dengan maskapai dan menunda penerbangan beberapa saat.
Abie menyebut nama penumpang tersebut adalah Syaifudin Zuhti. Nama yang masih berusia 20 tahun ini langsung dijemput ke kursi penumpng dan digelandang ke pos pengamanan, di mana hasil pemeriksaan ditemukan bungkusan sabu berlakban yang diselipkan ke selangkangan.
"Beratnya sabunya hampir dengan yang dibawa tersangka pertama, jadi total sabunya 1.126 garam," Santo menerangkan.
Kasus Kedua dalam Seminggu
Setiap tersangka, menurut Kapolresta Pekanbaru, Kombes Sutanto, mengaku mendapat upah Rp 12 juta untuk mengantarkan sabu itu ke Jakarta.
Menurut Susanto atau Santo, kedua tersangka berasal dari Surabaya, Jawa Timur, yang diduga kurir dari bandar di Pekanbaru. Bandar dimaksud masih diselidiki petugas, apakah sama dengan empat pemuda yang diamankan sebelumnya.
Santo menerangkan, menyelundupkan sabu melalui bandara dengan meletakkannya ke selangkangan menjadi tren dalam beberapa pekan terakhir.
Cara itu dinilai bisa mengelabui alat pengamanan bandara karena selalu lolos dari X-ray. Sejumlah kurir bahkan sudah sempat naik ke pesawat.
Sebelumnya pada Jumat, 1 Desember 2017, sebanyak empat pemuda ditangkap dengan modus yang sama. Mereka bisa lolos dari alat pemeriksaan dan bersiap naik pesawat, sehingga lima kilogram sabu kala itu hampir saja lolos.
Hampir sama dengan kasus terakhir ini, terungkapnya empat pemuda membawa sabu karena gaya berjalannya yang aneh ketika naik pesawat. Mereka semua kini ditahan di Mapolresta Pekanbaru untuk pengusutan lebih lanjut.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement