Liputan6.com, Tokyo - Sebuah serangan yang diyakini dipicu oleh perseteruan suksesi menyebabkan tiga orang tewas di sebuah kuil Shinto di Tokyo, Jepang. Kepala kuil yang merupakan seorang perempuan ditikam hingga tewas. Menurut laporan, serangan itu dilakukan oleh saudara laki-lakinya.
Pedang samurai berlumuran darah ditemukan di tempat kejadian, bersama dengan sejumlah pisau lainnya.
Istri pelaku juga terlibat dalam serangan yang terjadi pada Kamis 8 Desember 2017 malam waktu Jepang. Menurut polisi, perempuan itu melukai sopir pendeta.
Penyerang itu kemudian menikam istrinya sendiri hingga tewas sebelum akhirnya memutuskan bunuh diri.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari BBC, Jumat (8/12/2017), perseteruan itu berawal saat kepala kuil bernama Nagako Tomioka (58 tahun) keluar dari mobilnya menuju tempat tugasnya. Ia kemudian diserang oleh saudara laki-lakinya, Shigenaga Tomioka (56) dan istrinya yang dilaporkan berusia 30-an tahun.
Menurut laporan, istri Shigenaga menyerang sopir Nagako dengan menusuknya menggunakan pedang. Sopir itu kemudian melarikan diri dari tempat kejadian, namun masih dikejar oleh istri Shigenaga.
Nagako menderita luka tusukan yang dalam di dadanya, disertai luka goresan di bagian belakang lehernya. Usai melancarkan serangannya, Shigenaga kemudian pindah ke bagian lain kuil.
"Kami yakin tersangka laki-laki menikam perempuan tersebut sebelum menusuk dirinya sendiri," ujar seorang juru bicara kepolisian Jepang.
Perseteruan Pewaris Takhta
Menurut media setempat, pembunuhan itu dipicu oleh perseteruan lama antara Nagako dengan Shigenaga.
Menurut Asahi Shimbun, Shigenaga sendiri telah menjadi kepala kuil setelah mengambil alih jabatan tersebut dari ayahnya pada 1990-an. Namun, ia dipecat pada 2001 dan ayah mereka kembali menjadi kepala utama kuil.
Saat itu ayah mereka menunjuk Nagako sebagai pewaris kedua sebagai pemimpin kuil, di bawah dirinya. Hingga kini tidak jelas mengapa Shigenaga dilepas dari jabatannya.
Selama beberapa tahun, Shigenaga dilaporkan telah mengirim surat ancaman kepada Nagako. Pada 2006 ia pun ditangkap setelah mengirim sebuah catatan yang mengatakan bahwa ia akan mengirim saudara perempuannya itu ke neraka.
Setelah ayah mereka pensiun menjadi kepala kuil pada 2010, Nagako menjadi menggantikan posisi tersebut.
Kuli tersebut, Tomioka Hachimangu, telah berdiri sejak 1627 dan terkenal dengan festival musim panas Fukagawa Hachiman yang digelar pada bulan Agustus.
Menurut situsnya, kuil tersebut termasuk di antara mereka yang memulai tradisi di Edo (sekarang Tokyo) dalam menyelenggarakan turnamen sumo dengan alasan untuk menarik pengunjung dan menerima sumbangan -- sebuah kebiasaan yang hingga kini masih dilakukan di banyak tempat suci Shinto.
Kaisar dan Permaisuri Jepang pernah mengunjungi kuil tersebut pada 2012.
Baca Juga
Advertisement