'Gas Melon' Sulit Didapat, Warga Pantura Mulai Lirik Bright Gas

Sejumlah warga di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terpaksa membeli elpiji 5,5 kg (bright gas) akibat kelangkaan elpiji 3 kg.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 08 Des 2017, 20:30 WIB
Sejumlah warga dan PNS di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terpaksa membeli elpiji 5,5 kg (bright gas) akibat kelangkaan elpiji 3 kg. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Pekalongan - Dalam sebulan terakhir, gas bersubsidi isi tabung tiga kilogram atau elpiji 3 kg di wilayah pantura barat dan Semarang, Jawa Tengah, mendadak susah dicari. Bahkan, warga mulai resah dengan sulitnya mencari "gas melon" untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Terlebih, sekalipun ada stok elpiji 3 kg itu, harga di tingkat eceran menembus Rp 20 ribu. Hal itu yang membuat banyak warga kini memburu "gas melon" langsung ke pangkalan atau agen di daerah masing-masing.

Informasi yang diperoleh Liputan6.com, sejumlah wilayah yang mengalami kelangkaan elpiji 3 kg di antaranya, Kabupaten Semarang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Tegal.

Jumari (40), warga Bumijawa, Kabupaten Tegal, mengaku sudah sebulan terakhir "gas melon" sulit ditemui di pengecer ataupun pangkalan di wilayahnya. Ia terpaksa menggunakan kayu bakar sebagai alternatif lain sebagai pengganti gas.

"Tapi, sebenarnya susah juga cari kayu karena ini kan sering hujan," ucap Jumari, Jumat (8/12/2017).

Hal senada diungkapkan Sumirah (55). Warga Kabupaten Tegal ini mengaku harus membeli elpiji 5,5 kg berwarna pink (bright gas). Padahal, secara ekonomi, ia termasuk keluarga sederhana dan dapat dikatakan kategori sasaran penggunaan "gas melon".

"Stoknya memang enggak ada. Adanya gas elpiji yang pink itu. Akhirnya, beli itu saja meskipun agak mahal harganya," ujarnya.

Ia pun berharap pemerintah segera menambah stok elpiji tabung warna melon hingga ke tingkat pangkalan atau pengecer. Dengan begitu, warga tak merasakan kepanikan ataupun malah terjadi aksi borong elpiji 3 kg.

"Gas bersubsidi juga harus tepat sasaran, kalau memang bukan peruntukan ya disetop. Masa, orang kaya atau mampu juga pakai gas subsidi," katanya.

 

 


Pertamina Tambah Stok 'Gas Melon'

Dalam sebulan terakhir, elpiji 3 kg di wilayah pantura barat dan Semarang, Jawa Tengah, mendadak susah dicari. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Adapun Manager Communication and CSR PT Pertamina Marketing Operation Revion (MOR) IV Jawa Tengah/Daerah Istimewa Yogyakarta, Andar Titi Lestari, memastikan stok elpiji isi tabung 3 kg aman hingga memasuki libur panjang Natal dan Tahun Baru 2018.

Pertamina, kata dia, saat ini terus mengupayakan agar kondisi tetap kondusif terkait keluhan dari masyarakat adanya kelangkaan elpiji 3 kg di pasaran.

Pertama, mereka saat ini masih menggelar kegiatan Operasi Pasar (OP) di delapan titik di Kabupaten Semarang, serta tambahan-tambahan fakultatif di beberapa kota dan Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Tegal.

"Jumlah penambahan stoknya hingga 20.160 tabung elpiji ukuran 3 kg," ujar Andar.

Delapan titik sasaran OP berada di beberapa kecamatan yang tersebar di empat kabupaten setempat. Di Kabupaten Semarang, yaitu di Kecamatan Tengaran, Kecamatan Suruh, Kecamatan Getasan, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Susukan, Kecamatan Bringin, dan Kecamatan Sumowono.

Sedangkan untuk tambahan fakultatif atau extradroping, Pertamina sudah menambah elpiji 3 kg mencapai 21 ribu tabung. Rincinya, tambahan stok "gas melon" di Kota Pekalongan sebanyak 5.600 tabung, Kabupaten Pekalongan 9.520 tabung, Kabupaten Pemalang 3.360 tabung, dan Kabupaten Tegal 1.680 tabung.

Operasi pasar dan tambahan fakultatif pun mulai berlangsung. "Kegiatan OP dan tambahan fakultatif ini kami lakukan untuk periode tanggal 8-9 Desember 2017 ini," kata dia.

Andar menambahkan, pendistribusian elpiji 3 kg adalah penugasan yang diamanahkan pemerintah ke Pertamina sesuai dengan kuota yang telah ditentukan. "Kami berkomitmen penuh dalam hal pendistribusian," katanya.

Namun demikian, dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah (pemda) sebagai pengawasan di lapangan sangatlah diperlukan. Terutama, agar pendistribusian elpiji 3 kg tepat sasaran.

Terlebih, elpiji 3 kg ini sangat perlu disadari diperuntukkan untuk rakyat miskin dan para usaha mikro. Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian elpiji," ujarnya.

Ia pun berharap masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa karena Pertamina selalu mengevaluasi kebutuhan nyata pengunaan elpiji 3 kg. Apabila, dianggap kurang, Pertamina akan menyuplai "gas melon" secukupnya sesuai kebutuhan di wilayah tersebut.

Sekadar informasi, kebijakan penerapan distribusi gas elpij 3 kg berbeda dengan non-PSO di mana Pertamina mengikuti Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG.

Pada Pasal 18 dan 20 mengenai pendistribusian elpiji dan pengguna gas tertentu dalam hal ini adalah elpiji 3 kg. Di mana Pertamina hanya bertanggung jawab melakukan pengawasan sampai dengan pangkalan elpiji 3 kg.


ASN Mulai Beralih ke Bright Gas

Dalam sebulan terakhir, elpiji 3 kg di wilayah pantura barat dan Semarang, Jawa Tengah, mendadak susah dicari. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Di sisi lain, informasi terkait kelangkaan elpiji 3 kg yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal membuat kebijakan bahwa ASN diimbau tak menggunakan "gas melon".

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tegal, Nursoleh, mengimbau seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil (ASN) di lingkungan Pemkot Tegal yang masih menggunakan elpiji 3 kg agar beralih ke elpiji 5,5 kg atau bright gas.

"Semua ASN tanpa terkecuali menggunakan gas nonsubsidi. Yang biasanya pakai 'gas melon' sekarang bisa ditukar tabungnya ke bright gas ukuran 5.5 kg," ucap Nursholeh.

Bahkan, sejak sepekan terakhir, halaman Pemkot Tegal dipergunakan sebagai gerai penukaran dan penjualan elpiji 3 kg. Baru buka sepekan, 100 elpiji 5,5 kg dibeli oleh PNS di lingkungan Balai Kota Tegal.

ASN di Pemkot Tegal, cukup membawa kupon penukaran tabung elpiji 3 kg menjadi bright gas 5,5 kg. "Itu pun kami batasi hanya 120 kupon. Dengan membayar isi gasnya saja sebesar Rp 65.000,00," ujar seorang petugas penjualan bright gas, Ela.

Ela menjelaskan, penukaran tersebut dapat dilakukan hingga 15 Desember 2017 di gerai Bright Gas Koperasi Sepakat di Kompleks Balai Kota Tegal.

Sedangkan bagi warga Kota Tegal, bright gas 5,5 kg terdapat di 147 pangkalan elpiji 3 kg, SPBU, Indomaret, dan agen elpiji. Dengan beberapa promo, yakni Paket A cukup menukarkan dua tabung elpiji 3 kg (kosong) dan tambah Rp 38.000 plus harga refill atau isi ulang.

Paket B dengan menukarkan satu tabung elpiji 3 kg (kosong) dan tambah Rp 147.000 plus harga refill. Adapun Paket C, pembelian perdana tabung gas 5,5 kg tambah isi seharga Rp 260.000 plus harga refill.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya