Pertamina Telah Operasikan 38 Lembaga Penyalur BBM Satu Harga

Pertamina terus menambah jumlah lembaga penyalur BBM Satu Harga dengan meresmikan pengoperasian SPBU di daerah 3T.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Des 2017, 19:55 WIB
Petugas SPBU saat melayani pengemudi motor untuk menuangkan BBM jenis Pertalite di SPBU Coco, Abdul Muis, Jakarta, Jumat (25/7/2015). Partalite dijual dengan harga Rp.8400 perliter. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah menambah empat titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga. Dengan tambahan ini maka Pertamina telah mengoperasikan BBM Satu Harga di 38 titik. Ditargetkan pada akhir tahun ini sebaran BBM Satu Harga mencapai 54 titik.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, ‎dalam mengemban tugas pemerintah, Pertamina terus menambah jumlah lembaga penyalur BBM Satu Harga dengan meresmikan pengoperasian empat SPBU di beberapa wilayah terpencil, terdepan, dan terluar (3T) pulau Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara.

"Pengoperasian SPBU di wilayah 3T menjadi bukti nyata hadirnya Pertamina untuk memenuhi tugas negara mendistribusikan energi hingga ke pelosok negeri,‎" kata Elia, di Bengkulu, Jumat (8/12/2017).

Keempat titik tersebut meliputi SPBU Kompak 26.38301 di Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, SPBU kompak 16.253.121 di Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. 

Kemudian SPBU Mini 65.77303 di Kecamatan Biduk Biduk, Kab. Berau, Provinsi, Kalimantan Utara dan SPBU 54.85709 di Kecamatan Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dengan tambahan 4 titik tersebut, berarti telah terdapat 38 titik SPBU BBM Satu Harga dari 54 titik yang ditargetkan pada 2017.

Elia mengungkapkan, Pertamina secara konsisten terus mendukung program Nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait dengan ketahanan energi nasional melalui pengoperasian SPBU BBM Satu Harga di wilayah 3T.

Keberadaan SPBU di wilayah tersebut sangat vital bagi upaya pemerintah mendongkrak perekonomian setempat.

Pengoperasian SPBU Kompak ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat, dengan demikian, mobilitas masyarakat akan semakin tinggi namun lebih efisien sehingga diharapkan perekonomian juga bergerak lebih cepat.

Seperti diketahui, di Enggano yang menggunakan BBM untuk transportasi darat, laut dan usaha perikanan, sebelum beroperasinya SPBU BBM Satu Harga tersebut, masyarakat harus membeli Premium dan Solar subsidi Rp 10.000 per liter.

"Sinergi yang kuat dari semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan investor sangat diperlukan dalam merealisasikan salah satu bagian dari Nawacita Presiden Jokowi dalam mewujudkan ketahanan energi hingga pelosok nusantara," tutup Elia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya