Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar Our Ocean Conference (OOC) pada 2018 yang akan diselenggarakan di Bali.
Konferensi ini merupakan gelaran ke-5, setelah terselenggaranya OCC ke-4 di Malta pada 5-6 oktober 2017. Sejak tahun 2014, konferensi ini mengundang pemimpin-pemimpin dunia kelautan yang berkomitmen melakukan perubahan bersama guna mengubah tantangan menjadi peluang kerja sama, inovasi, dan keberlanjutan.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Rifky Effendi Hardijanto di European Commission Brussels, Belgia pada pertemuan "Handover Meeting", 6-7 Desember 2017.
Baca Juga
Advertisement
Delegasi Indonesia yang dipimpin Rifky bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brussels, menyampaikan terima kasih kepada Komisi Uni Eropa yang telah memberikan kesempatan bagi Indonesia menjadi tuan rumah OOC ke-5.
Ini menjadi bukti kuatnya komitmen Indonesia sebagai negara poros maritim dunia dalam menghadapi isu penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing/IUUF) mulai diakui dunia.
Pada kesempatan tersebut, Rifky mengungkapkan, Indonesia sudah melakukan persiapan agar penyelenggaraan OOC ke-5 berjalan dengan baik. Bahkan menurut dia, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sangat aktif bertukar pikiran, meminta saran dan masukan kepada berbagai negara sahabat dalam kunjungan kerjanya.
Selain perencanaan konsep, tema, strategi komunikasi, dan persiapan logistik penyelenggaraan OOC ke-5, hal terpenting yaitu pengukuran pengembangan komitmen seluruh peserta yang terlibat dalam konferensi ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Laut Kita Warisan Kita
OCC 2018 mengusung tema "Our Ocean, Our Legacy" (Laut Kita, Warisan Kita). "Ini bermakna laut kita adalah amanah yang akan kita wariskan untuk generasi penerus kita," ujar Rifky.
Rifky juga menambahkan, aksi OOC 2018 akan mengusung hal-hal yang telah dibahas pada konferensi sebelumnya, yaitu perikanan berkelanjutan, konservasi laut, polusi laut, dampak perubahan iklim, keamanan maritim, dan ekonomi biru (blue economy), serta keterlibatan generasi muda dalam kegiatan pelestarian sumber daya kelautan dan perikanan.
Sebagai informasi, OOC 2018 akan dilaksanakan di Bali Nusa Dua Convention Centre pada 29-30 Oktober 2018, dan akan dihadiri oleh sekitar 1.000 peserta dari berbagai negara termasuk beberapa Kepala Negara dan Pemerintahan. Dalam konferensi ini juga akan dihadirkan stakeholder utama kelautan dan perikanan termasuk sektor swasta, akademisi, mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat, dan lainnya.
Penyelenggaraan OOC 2018 ini telah diatur dalam Keputusan Presiden tentang Panitia Nasional Penyelenggaran Our Ocean Conference tahun 2018. Nantinya, beberapa Kementerian/Lembaga akan terlibat dalam kepanitiaan.
"Proses perencanaan sudah kita mulai sejak 3 bulan yang lalu. Kita berharap di awal tahun ini seluruh persiapan dan dukungan semua pihak sudah bisa kita petakan," tutur Rifky.
Advertisement