Sudirman Said: Saktinya Setya Novanto, Ujungnya Kena Juga

Menurut Sudirman, terungkapnya peran Setya Novanto dalam kasus megaproyek e-KTP ini merupakan pesan bagi masyarakat.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 10 Des 2017, 19:16 WIB
Mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (kiri). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said ikut buka suara terkait kasus proyek e-KTP yang menjerat Ketua DPR RI Setya Novanto. Ia menyambut positif kabar mundurnya Novanto dari kursi Ketua DPR.

"Dia sudah menyampaikan pengunduran diri dari Kedudukan sebagai ketua DPR. Semoga ini benar. Sehingga DPR sebagai lembaga terhormat tidak terbebani proses hukum yang harus dijalani SN," ujar Sudirman Said di Jakarta, Minggu (10/12/2017).

Ia pernah berurusan dengan Novanto dalam kasus 'Papa Minta Saham'. Kala itu, rekaman yang diduga suara Novanto diketahui meminta saham PT Freeport Indonesia. Sudirman yang masih menjabat Menteri ESDM melaporkannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan DPR. 

Novanto sempat mengundurkan diri dari posisi Ketua DPR ketika kasus itu mendapat perhatian publik. Belakangan, ia kembali menjadi Ketua DPR. 

Menurut Sudirman, terungkapnya peran Novanto dalam kasus megaproyek e-KTP merupakan pesan bagi masyarakat bahwa kejahatan sebesar apapun pasti akan terungkap.

"Orang mengatakan begitu saktinya orang bernama SN (Setya Novanto) ujungnya kena juga. Ini pesan dan menjadi bukti bahwa kejahatan tak bisa disembunyikan terlalu lama," ucap Sudirman Said.

Ia menilai, situasi politik bangsa sudah sangat mengkhawatirkan. Karena itu, persoalan korupsi yang menimpa sejumlah pimpinan lembaga negara harus dijadikan momentum untuk mencari pejabat publik yang berintegritas.

"Memang lanskap politik kita lagi tidak membanggakan, karena dalam urusan korupsi ternyata lembaga tinggi negara, lembaga terhormat ini, DPR, DPD, MK, MA, semuanya pimpinan terkena kasus korupsi," ujar mantan Dirut PT Pindad itu.


Uang Bukan Segalanya

"Dua hal bisa kita ambil pelajaran yakni makin sulit menyembunyikan kejahatan, makin pendek usia kejahatan. Kedua, uang bukan segalanya," kata dia.

Sudriman pun melihat banyak praktik korupsi menyebabkan orang-orang yang mempunyai keahlian dan berintegritas enggan terjun ke dunia politik.

"Sebaliknya politik diisi oleh banyak aktor yang super pragmatis dan mudah terjebak dalam pusaran korupsi," jelas pria yang akan ikut kontestasi Pilkada Jawa Tengah 2018 ini.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya