Liputan6.com, Jakarta - China dikenal sebagai negara yang memberikan pengaruh paling besar bagi perekonomian dunia. Negara arahan Xi Jinping ini mampu untuk menguasai berbagai lini industri mulai dari komunikasi, komputer, otomotif, hingga barang elektronik.
Sebagian besar barang produksi yang tersebar di dunia kini berasal dari negeri tirai bambu. Banyak ahli bahkan memperkirakan China bisa menyalip Amerika Serikat sebagai negara adidaya dunia.
Lalu apa yang membuat China begitu sukses membangun negaranya dalam waktu singkat? Rektor Institut Teknologi Surabaya (ITS) Joni Hermana mengatakan, kemajuan bangsa China tidak lepas dari penguasaan sains dan teknologi.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Joni, bangsa China sering mengundang investor dan insinyur asing untuk masuk ke negaranya. Tapi ini disertai dengan persyaratan yang memungkinkan penduduk lokal bisa menguasai teknologi baru.
"Misalnya mereka mewajibkan seluruh gambar teknik dari proyek yang dibangun di negara mereka diserahkan dan disimpan di sebuah badan arsip pemerintah, yang sekaligus sebagai referensi bagi para insinyur mereka," kata Joni seperti dikutip dalam tulisannya, Selasa (12/12/2017).
Lebih lanjut Joni menuturkan, bangsa China juga memiliki kemampuan reverse engineering atau terbiasa untuk beli, bongkar, amati, tiru dan modifikasi terhadap semua produk teknologi terbaru. Ini akhirnya membuat mereka menjadi raksasa teknologi bidang apa saja.
"Semua ini merupakan wujud dari cita-cita mereka untuk menjadikan “Everything is made in China by 2025," kata Joni.
"Hampir tidak ada satupun teknologi terkini yang terlewatkan, dari mulai luar angkasa, manufaktur cerdas, inovasi peralatan canggih, transportasi darat, laut maupun udara, telekomunikasi, dan atau sebut teknologi apa saja. Semua seakan begitu mudah mereka kuasai," lanjutnya lagi.
China vs AS
Joni juga membandingkan kondisi China dan Amerika di tengah era disruptiv sekarang ini. Menurutnya, China sangat konsisten untuk mengembangkan status dirinya dari sisi ekonomi maupun teknologi. Berbeda dengan Amerika Serikat yang justru banyak melakukan kebijakan kontroversial.
"Tidak aneh kalau ke depan, tidak ada satupun negara yang akan mampu menghambat pertumbuhan China yang sangat cepat dan massive ini di mana-mana, termasuk AS sendiri," nilanya.
Di akhir tulisan, Profesor di bidang teknik lingkungan ini berharap agar penguasaan teknologi inovasi ini bisa dilakukan secepat mungkin di Indonesia. Pemerintah Indonesia juga diharapkan bisa memberikan fasilitasi yang memadai agar sektor industri dalam negeri, khususnya sektor energi, air dan pangan bisa tumbuh secara sehat.
"Kita tidak perlu malu meniru negeri China. Membiarkan industri, tumbuh berkembang tanpa fasilitasi pemerintah akan sangat tidak mungkin. Itu dicontohkan pemerintah China," pungkasnya.
Advertisement