Liputan6.com, Jakarta Difteri merupakan penyakit yang sangat menular dan bisa berakibat fatal, seperti disampaikan anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. DR. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K).
Sri menjelaskan ada dua hal yang membuat difteri bisa menyebabkan kematian pada anak, yakni:
Advertisement
1. Difteri menyebabkan tersumbatnya jalan napas
Kuman penyebab difteri selain ada di hidung juga di tenggorokan. Ditandai dengan kehadiran selaput putih di tenggorokan. Kondisi tersebut yang membuat seoerang anak jalan napasnya terganggu.
"Kalau sudah menutupi (jalan napas), kan oksigennya jadi kurang. Seseorang kalau oksigen kurang yang meninggal dong kalau tidak cepat-cepat ditolong," kata Sri saat dihubungi Health-Liputan6.com, Senin (11/12/2017).
Itu sebabnya jika seorang anak terkena difteri harus segera mendapatkan pertolongan medis. Salah satu bentuk pertolongan adalah dengan membuat lubang di tenggorokan agar anak bisa bernapas.
"Selaput putih (akibat kuman penyebab difteri) itu enggak bisa hilang dengan pengobatan satu atau dua hari. Kami obati dulu mungkin selama lima hari lama-lama selaputnya hilang," katanya.
Simak video menarik berikut ini:
2. Kuman difteri mengeluarkan racun
Kuman penyebab difteri yakni Corynebacterium diphtheriae itu mengeluarkan racun yang masuk ke dalam aliran darah.
Bila anak terserang difteri hingga dua minggu, racun tersebut bisa merusak aliran listrik yang membuat jantung bisa berdenyut. Hal ini membuat denyut jantung bisa berhenti.
"Mula-mula denyut jantungnya enggak karuan, lama-lama tidak berdenyut (meninggal)," jelas wanita yang juga Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI ini.
Advertisement