Liputan6.com, London - Tepat hari ini pada tahun 1980, seorang konglomerat minyak Amerika Serikat bernama Armand Hammer memenangi sebuah lelang. Benda yang ia dapatkan bukan main-main, yaitu buku catatan milik maestro terkenal Leonardo da Vinci.
Dilansir dari laman History.com, Selasa (12/12/2017), buku catatan kepunyaan Da Vinci yang disebut sudah ada sejak tahun 1508 tersebut adalah satu dari 30 buku serupa kepunyaan pelukis yang terkenal dengan 'Mona Lisa' tersebut.
Untuk mendapatkan buku catatan tersebut, Hammer harus merogoh kocek sebesar US$ 5,1 juta atau setara dengan Rp 69 miliar--dengan kurs sekarang.
Buku catatan yang kini sudah berada di tangan Hammer itu terdiri dari 72 halaman kosong yang sebagiannya telah diisi dengan goresan-goresan berupa sketsa lukisan yang hendak dibuat oleh Leonardo da Vinci.
Peninggalan berharga milik Leonardo da Vinci ini, sempat berpindah tangan. Pada tahun 1690, pelukis Giuseppi Ghezzi menemukan buku catatan Da Vinci di sebuah peti milik Guglielmo della Porto -- seorang pematung asal Italia.
Baca Juga
Advertisement
Kala itu, Guglielmo sempat menyimpan buku Da Vinci sebagai bahan pembelajaran.
Tahun 1717, buku ini kembali berpindah tangan. Thomas Coke -- bangsawan pertama di wilayah Leicester -- membeli manuskrip tersebut dan meletakkannya di antara koleksi seni para anggota kerajaan.
Lebih dari dua abad kemudian, catatan yang kini lebih dikenal dengan sebutan Codex Leicester, muncul di blok pelelangan Christie's di London.
Mulanya, catatan Da Vinci diprediksi akan terjual dengan harga mencapai US$ 20 juta. Namun, hanya ada tiga orang penawar dan terhenti diangka US$ 5,1 juta.
Lewat penjualan ini, buku catatan peninggalan Da Vinci jadi manuskrip tertinggi yang pernah dilelang.
Sebelumnya ada salinan Alkitab Gutenberg legendaris yang hanya terjual di angka US$ 2 juta pada tahun 1978.
"Saya sangat senang dengan harganya. Saya bahkan berharap dapat membeli lebih," ujar Hammer.
Bicara soal Leonardo da Vinci tak hanya sekedar Mona Lisa. Ada begitu banyak hasil karya dari jemari-jemarinya. Salah satu lukisan karya pria berkebangsaan Italia itu kini tengah menjadi pemberitaan.
'Salvator Mundi' adalah hasil karya da Vinci yang berhasil dilelang dengan harga yang begitu bombastis. Lukisan yang menggambarkan sosok Yesus tersebut terjual dengan harga US$ 450,3 juta atau setara dengan Rp 6 triliun.
Pada 16 November lalu, lukisan ini laku saat acara lelang berlangsung.
Lukisan tersebut menggambarkan sosok Yesus Kristus dalam balutan pakaian Renaisans dengan satu tangan diangkat (menunjukkan berkat) dan satu tangan lainnya memegang bola kristal.
Pertama kali, lukisan 'Salvator Mundi' dibuat oleh da Vinci untuk Louis XII dari Prancis.
Kemudian, lukisan tersebut berpindah tangan ke Chales I di Inggris. Pada Abad ke-18 lukisan tersebut dikabarkan hilang.
Sebelum jatuh ke tangan pembeli yang tak disebutkan identitasnya tersebut, pemilik lukisan itu bernama Dmitry Rybolovlev.
Ia adalah seorang pengusaha asal Rusia yang membeli 'Salvator Mundi' pada tahun 2013 dengan harga US$ 127,5 juta atau setara dengan Rp 1,7 triliun.
Selain peristiwa terjualnya buku catatan Leonardo da Vinci, pada tanggal yang sama di tahun 1948 terjadi peristiwa Pembantaian Batang Kali di Malaysia. Kala itu, 14 anggota Scots Guards atau tentara Inggris membantai 24 warga di Batang Kali dan membakar desa di kawasan tersebut.
Pada 12 Desember 1985, pesawat komersial Arrow Air dengan nomor penerbangan 1285 mengalami kecelakaan tragis yang menewaskan seluruh penumpang di dalamnya.
Sementara, pada 12 Desember 1969, terjadi ledakan bom yang menjadi salah satu tragedi paling heboh di Italia, tepatnya di Milan dan Roma.