Liputan6.com, Palembang - Penangkapan Abu Hasan alias Imran, salah satu terduga teroris di Sumatera Selatan (Sumsel) memberikan duka mendalam di tengah kebahagiaan keluarga kecilnya. Pasalnya, sang istri baru saja melahirkan anak keempatnya beberapa hari lalu.
Abu Hasan ditangkap di Komplek Graha Elok Persada 4, No.H5, RT.22 RW.04, Kelurahan Talang Keramat, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, pada Minggu subuh, 10 Desember 2017, sekitar pukul 05.25 WIB.
Terduga teroris yang tergabung dalam Kelompok Jamaah Anshorut Khilafah (JAK) Jambi ini, tinggal di Banyuasin bersama istri dan keempat anaknya sekitar tiga tahun lalu. Namun, mereka sangat tertutup dengan tetangga.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Suhana (47), tetangga Abu Hasan, ia tidak tahu kapan tepatnya istri Abu Hasan melahirkan. Dirinya hanya mendengar ada suara tangisan bayi saja, karena rumahnya berseberangan dengan rumah terduga teroris.
"Keluarga mereka tertutup, ngobrol sama istrinya saja setelah suaminya ditangkap. Sebelumnya tidak pernah berkomunikasi sama saya. Dia melahirkan saja tidak tahu kapan, tahunya sudah ada bayi saja," katanya kepada Liputan6.com, saat ditemui di kediamannya, Senin, 11 Desember 2017.
Sehari-hari, Abu Hasan yang pagi hari keluar untuk mengantarkan kue dan gorengan dan dititipkan ke warung-warung dekat rumah. Sementara, istrinya terlihat jarang keluar rumah. Hanya ketiga anak Abu Hasan yang masih mau bermain dengan anak-anak di sekitar rumahnya.
Abu Hasan juga beberapa kali terlihat sering ke masjid terdekat untuk beribadah ataupun mengikuti majelis taklim. Namun dari beberapa cerita tetangganya, Abu Hasan hanya diam dan enggan berkomunikasi dengan orang lain.
"Memang suka ke acara di masjid, tapi itu juga tidak sering, suaminya lebih sering diam. Saya juga baru delapan bulan tinggal di sini dan hanya dengan keluarga mereka yang tidak akrab," ujarnya.
Saat penangkapan Abu Hasan, Suhana tidak mendengar kegaduhan ataupun suara tembakan. Barulah Minggu pagi, dirinya mengetahui Abu Hasan ditangkap.
Terlebih, banyak anggota polisi yang berkumpul di depan rumah terduga teroris tersebut dan rumahnya sudah dipasang garis polisi.
Penggerebekan di Subuh Hari
Salah satu tetangga Abu Hasan, AU (23), sempat mendengar suara gaduh pada Minggu subuh. Ia terkejut dan langsung membangunkan kedua orangtuanya.
Saat keluar rumah, AU melihat banyak polisi yang berada di depan rumah Abu Hasan. Ia juga melihat istri dan anak-anak Abu Hasan dikawal oleh beberapa aparat kepolisian.
"Yang saya tahu subuh itu ada penggerebekan oleh pihak kepolisian. Tapi belum tahu kasusnya apa dan siapa yang ditangkap. Rumahnya langsung dipasang garis polisi setelah penggerebekan itu," ujarnya.
Dirinya juga melihat ada tiga unit mobil pribadi dan satu unit mobil patroli yang terparkir di depan rumah Abu Hasan. Keluarga Abu Hasan terkesan antisosial, karena hanya berkomunikasi dengan tetangga seperlunya saja.
Untuk masalah penampilan, istri dan anak Abu Hasan sering terlihat menggunakan baju gamis dan cadar.
"Saya juga baru tahu dari tetangga, kalau rumah AH sudah dipantau polisi sejak Jumat (9/12/2017) malam. Pak RT juga sudah lapor," katanya.
Saat tim Liputan6.com mendatangi rumah Abu Hasan, ada satu orang polisi yang terus mengawasi rumah Abu Hasan. Tak lama kemudian, perempuan berbusana serba hitam dan bercadar masuk ke halaman rumah dengan mengendarai sepeda motor.
Istri Abu Hasan ternyata dikawal oleh dua orang polisi saat keluar rumah. Dari dalam rumahnya, terdengar suara anak kecil sedang bercengkrama.
Setelah istri Abu Hasan masuk rumah, ia langsung menutup pintu dan tidak keluar rumah.
Advertisement