Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Sekjen Partai Golkar Aziz Syamsuddin mendapat penolakan dari sebagian besar anggota Fraksi Golkar sebagai Ketua DPR menggantikan Setya Novanto. Aziz menilai, penolakan tersebut akibat adanya perbedaan di internal mereka.
Sebab, terdapat dua surat yang dikirimkan fraksi kepada DPR yakni melalui Ketua Fraksi Golkar Robert Kardinal dan Sekretaris Fraksi Golkar Agus Gumiwang.
Advertisement
"Dalam hal ini Pak Agus Gumiwang buat dukungan, kami dari Pak Robert enggak ada buat dukungan," kata Aziz di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2017).
Aziz enggan berkomentar saat ditanyakan prihal penolakan itu lebih lanjut. Dia menyatakan pihak yang menolak itu meminta dalam penunjukan pengganti Setya Novanto diselesaikan secara mekanisme internal Partai Golkar.
"Saya enggak mau berkomentar jauh, itu kan perasaan orang kita enggak tahu," ujar Azis Syamsuddin.
Karena hal itu, Aziz tidak mempersoalkan akan adanya penolakan dari temannya di Fraksi Golkar. Penolakan itu bukanlah salah satu bentuk penghambat dirinya menjabat menggantikan Setya Novanto sebagai Ketua DPR.
"Kalau masalah teman-teman menolak saya, secara pribadi merasa enggak ada konflik tapi secara mekanisme tadi disampaikan melalui surat Pak Agus Gumiwang," jelas Aziz Syamsudin.
Ditolak 60 Anggota Fraksi
Sekretaris Dewan Pembina Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan, sebagian besar anggota Fraksi Golkar di DPR menandatangani ketidaksetujuan pergantian pemimpin DPR ke Aziz Syamsuddin.
Ia menilai perubahan pucuk pemimpin DPR diwarnai kesewenang-wenangan. Sebanyak 60 anggota DPR Golkar sudah menolak.
"Sudah lebih dari setengah, kita ada 91 orang yang berhalangan enam orang. Sebanyak 60 orang saya kira sudah cukup," kata Fadel di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin 11 De/12/2017).
Polemik pergantian Ketua DPR merupakan imbas surat Setya Novanto. Ia mengajukan pengunduran diri dan menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai penggantinya.
Penunjukan Aziz Syamsuddin dinilai tidak sesuai mekanisme Partai Golkar.
"Golkar ini partai besar, kita mau prosesnya dilaksanakan dengan baik, dapat dipertanggungjawabkan, accountable, jangan serta merta seperti ini, malu," papar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement