Liputan6.com, Probolinggo - Aksi doa bersama yang diikuti sekitar 450 siswa dan siswi SD Negeri Sukabumi II mendadak diliputi suasana haru. Beberapa dari para siswa berseragam putih merah menitikkan air mata.
Aksi doa bersama di sekolah yang berlokasi di Jalan Dr. Saleh, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur, itu digelar sebagai penolakan Yerusalem menjadi ibu kota Israel. Aksi berlangsung pada Selasa (12/12/2017) pagi.
Nadia, salah satu siswa berdoa dalam aksi tersebut berharap agar permasalahan yang terjadi di Palestina itu segera teratasi. Ia juga berharap kedamaian antarumat beragama senantiasa terjalin.
"Saya menangis karena sedih prihatin atas nasib umat Islam. Semoga kedamaian senantiasa terjalin dan segera berakhir konflik di Palestina," ujar Nadia.
Baca Juga
Advertisement
Tangis haru tidak dapat dihindarkan karena mereka merasa prihatin atas pengakuan sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan ibu kota Israel adalah Yerusalem.
Pernyataan Presiden AS tersebut disebut perbuatan zalim. Maka itu, mereka menyatakan turut prihatin serta merasa sedih dengan kondisi yang dialami oleh kaum muslim di Palestina khususnya, dan umat Islam di dunia pada umumnya.
Agus Lithanta, Kepala Sekolah SDN Sukabumi II menuturkan, doa bersama ini sebagai bentuk empati kepedulian terhadap sesama muslim yang selalu diingatkan dalam dunia pendidikan.
"Selain menggelar doa bersama, kami juga melakukan aksi teatrikal yang intinya dengan adanya statement Donald Trump, akan memperkeruh kerukunan umat Islam di Palestina dan umat Islam dunia," ujarnya.
Pertemuan di Yordania
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menggelar pertemuan bilateral dengan Menlu Palestina Riyad Al Maliki untuk membahas berbagai isu terkait Kota Yerusalem.
Pertemuan bilateral Menlu RI dengan Menlu Palestina itu dilakukan di Amman, Yordania pada Senin malam, 11 Desember 2017, pukul 21.15 (02.15 WIB), seperti disampaikan dalam keterangan yang dilansir akun resmi Twitter Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Dilansir Antara, dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir dua jam itu, kedua Menlu juga membahas berbagai upaya dan langkah untuk memperjuangkan hak dan kemerdekaan Palestina.
Menlu Retno menegaskan komitmen kuat rakyat dan pemerintah Indonesia untuk terus mendukung perjuangan Palestina dan untuk menjadikan Yerusalem timur sebagai ibu kota dari negara Palestina.
Selanjutnya, kedua Menlu juga membahas hasil pertemuan dengan para Menlu negara anggota Liga Arab dan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (KTT LB OKI) yang akan dilaksanakan di Istanbul, Turki, pada 13 Desember 2017.
Menlu RI sebelumnya telah menyampaikan harapan agar KTT OKI di Istanbul dapat membulatkan suara dan mempersatukan negara-negara OKI untuk membela Palestina.
"Negara-negara OKI harus memanfaatkan momen ini tidak saja untuk membulatkan dukungannya terhadap penolakan kebijakan Amerika Serikat, akan tetapi yang lebih penting mendorong agar secepatnya dapat merealisasikan kemerdekaan Palestina," tutur Menlu Retno.
Menlu Retno menegaskan bahwa harapan masyarakat di negara-negara OKI sangat besar terhadap hasil KTT Luar Biasa OKI.
Untuk itu, KTT Luar Biasa OKI tentang Palestina harus dapat menghasilkan pesan yang kuat, optimal dan dapat diimplementasi terkait penolakan negara-negara OKI terhadap langkah Amerika Serikat. Selain itu, penting bagi OKI untuk menyepakati langkah konkret untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
"Tidak akan ada perdamaian yang adil dan hakiki di Timur Tengah sebelum ada kemerdekaan Palestina," ujar Menlu Retno.
Menlu RI menambahkan bahwa dukungan terhadap Palestina juga harus ditunjukkan tidak saja secara politis, tapi juga secara konkret dengan meningkatkan bantuan kemanusiaan, ekonomi, dan pembangunan kapasitas.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement