Pasar Maskapai Biaya Murah Dapat Dukung Sektor Pariwisata

Menhub Budi Karya menuturkan, maskapai berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) punya pasar besar yang dapat mendukung pariwisata.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Des 2017, 16:50 WIB
Ilustrasi pesawat. Dok: Skyscanner

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan RI (Menhub) Budi Karya Sumadi mengaku bakal terus mendukung upaya Presiden RI Joko Widodo dalam mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) 20 juta pada 2019. Salah satu yang dilakukan adalah pembangunan sarana transportasi di berbagai objek pariwisata.

Moda transportasi yang didorong untuk mendukung pariwisata adalah transportasi udara. Transportasi udara kini menjadi andalan, terbukti pertumbuhan per tahun rata-rata mencapai 9 persen.

Ke depan, Budi Karya ingin sejumlah maskapai untuk terus ekspansi dalam mengembangkan rute-rutenya di dalam negeri dan luar negeri yang menuju ke tempat wisata yang dikembangkan pemerintah.

"Terutama penerbangan yang LCC (low cost carrier), jangan malu menggunakan LCC, ini pasarnya besar sekali. Jadi, ini saya rasa cukup bagus dalam mendukung pariwisata," kata Budi Karya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Pariwisata di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (12/12/2017).

Budi Karya Sumadi membuktikan, penerbangan berbiaya murah ini efektif dalam mempromosikan pariwisata Indonesia ke luar negeri. Salah satunya pengembangan Manado yang identik dengan wisata air Bunaken.

Saat ini Bunaken menerima banyak kunjungan wisman dari Tiongkok. Itu karena keberanian Lion Air membuka layanan penerbangan carter berbiaya murah yang menghubungkan beberapa kota di Tiongkok ke Manado.

Alhasil, penerbangan Lion Air dari Tiongkok ke Manado kini menjadi penerbangan reguler. "Kita coba akan terapkan hal yang sama untuk membuka pasar di India, via Medan Kuala Namu," tegas Budi Karya.

Dengan pengembangan maskapai berbiaya murah atau lcc, khususnya di Medan tersebut, ke depan diharapkan akan membuka pasar baru dari Asia Selatan, khususnya India. (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 


2018, Kemenpar Targetkan Kunjungan 17 Juta Turis Asing

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan jumlah kunjungan turis asing sebanyak 17 juta kunjungan melalui kegiatan promosi dan penjualan paket-paket wisata menarik di 18 destinasi unggulan di Tanah Air.

Hal itu diungkapkan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata IV-2017 dalam rangka memperkuat sinergi semua elemen untuk meraih target pariwisata nasional 2018. Adapun acara Rakornas ini diadakan di Main Hall Kota Kasablanka, Jakarta.

Menteri Pariwisata RI Arief Yahya menjelaskan Rakornas Pariwisata IV-2017 akan memfokuskan pada pembahasan program Calendar of Event Wonderful Indonesia (CoE WI) 2018 dan sinkronisasi dengan industri pariwisata serta persiapan paket tur di masing-masing destinasi yang dikemas dalam paket tur Visit Indonesia Wonderful Indonesia (VIWI) 2018.

"Kita menyiapkan CoE WI dan paket tur VIWI 2018 yang ada di 18 destinasi unggulan yang paling siap dalam mendatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia," kata Arief Yahya di Jakarta, Selasa, 12 Desember 2017.

Sebanyak 18 tujuan wisata tersebut tersebar di Sumatera (Medan, yaitu Danau Toba, Batam, Belitung, Padang, dan Palembang); Pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Borobudur untuk wilayah Yogyakarta, Solo, Surabaya-Bromo-Tengger, dan Banyuwangi); Kalimantan (Balikpapan); Bali, Nusa Tenggara Barat (Lombok).

Kemudian tujuan wisata lainnya di Sulawesi (Makassar/Wakatobi dan Manado); dan Papua Barat (Raja Ampat). Arief Yahya mengatakan, penyiapan pelaksanaan CoE WI dan paket tur VIWI 2018 melibatkan dukungan semua stakehoder pariwisata dalam semangat Indonesia Incorporated sebagai upaya memperkuat unsur 3 A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) khususnya untuk penjualan paket-paket wisata yang banyak melibat industri pariwisata maupun maskapai.

"Dengan semangat kebersamaan, kita akan wujudkan dalam program paket VIWI normal atau paket VIWI hot deal 2018," tambah Arief Yahya.

Sebelum itu, Arief mengaku program hot deal belum lama ini telah dilakukan oleh industri pariwisata dan kapal feri di Batam dan berhasil mendatangkan turis asing cross border dari Singapura dan Malaysia.

Arief memberi perbandingan (benchmarking) dengan sejumlah negara yang melakukan strategi penjualan (hard selling) dengan melakukan bundling antara lain Vietnam yang sukses dalam melakukan selling sehingga pertumbuhan pariwisata negeri itu di atas Indonesia.

"Pariwisata Indonesia pada posisi Januari-September 2017 berhasil mendatangkan 10,46 juta wisman atau tumbuh 25,05 persen sehingga saya ketika itu optimistis target akhir tahun 15 juta wisman akan terlampaui. Namun, dalam perjalanan, adanya erupsi Gunung Agung, target ini sulit tercapai. Kemungkinan tercapai sekitar 14 juta atau kurang dari 15 juta wisman," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya