Real Madrid Vs PSG, Perang Los Galacticos

Real Madrid akan menghadapi PSG yang kini jadi Los Galacticos baru di sepak bola Eropa.

oleh Defri Saefullah diperbarui 12 Des 2017, 17:15 WIB
Para pemain Real Madrid melakukan pemanasan saat latihan di Stadion NY University Abu Dhabi, UAE, Senin (11/12/2017). Los Blancos bersiap jelang semifinal FIFA Club World Cup. (AFP/Giuseppe Cacace)

Liputan6.com, Madrid - Pengundian babak 16 besar Liga Champions sudah rampung digelar pada Senin (11/12/2017) kemarin. Ada dua laga big match yang muncul ke permukaan setelah pengundian di Liga Champions lalu.

Dua laga besar yang pantas dinantikan yaitu duel Real Madrid Vs Paris-Saint Germain (PSG) dan Chelsea Vs Barcelona. Memang masih ada duel Juventus vs Tottenham Hotspur, Basel Vs Manchester City, Sevilla vs Manchester United, Shakhtar Donetsk vs Roma dan Bayern Munchen Besiktas.

Namun kedua laga yang disebut lebih awal lebih pantas disebut laga big match yang seharusnya terjadi di fase berikutnya. Real Madrid vs PSG misalnya ibarat menampilkan perang antar klub Los Galacticos. Mengapa?

Sebutan Los Galacticos lebih dulu disandang oleh Real Madrid. Pada periode awal kepemimpinan Florentino Perez awal 2000 silam, dia rajin memboyong pemain-pemain bintang dunia untuk berkumpul di Real Madrid. Mereka adalah Ronaldo Luis da Lima, Zinedine Zidane, Clarence Seedorf, Roberto Carlos, David Beckham, Michael Owen hingga saat ini Cristiano Ronaldo, James Rodriguez dan Gareth Bale.

Kebijakan membeli pemain bintang ini sedikit kendur pada dua tahun terakhir, terutama sejak Real Madrid dinahkodai Zinedine Zidane. Real Madrid tidak lagi membeli pemain bintang bahkan musim ini hanya memboyong dua pemain murah yaitu Theo Hernandez dan Marco Asensio.

Zidane lebih suka untuk mencoba pemain muda yang punya prospek seperti Nacho, Achraf, Lucas Vasquez,Borja Mayoral, Marcos Llorente, Dani Ceballos dan Luca Zidane. Eksperimen Zidane di Real Madrid sangat terasa  musim ini karena musim lalu mereka masih memiliki Alvaro Morata dan James Rodriguez.

Sedangkan PSG merupakan Los Galacticos baru. Sejak dibeli oleh Oryx Qatar Sports Investment, klub asal Paris ini jor-joran membeli pemain bintang. Dimulai dari Edinson Cavani, Marquinhos, Zlatan Ibrahimovic hingga sekarang Neymar yang dibeli dengan transfer 222 juta euro.

 

 

 


Final Kepagian

Gelandang Paris Saint-Germain, Angel Di Maria, merayakan gol yang dicetak ke gawang Lille pada pekan ke-17 Ligue 1 di Parc des Princes, Sabtu (9/12/2017) atau Minggu (10/12/2017) dini hari WIB. (Twitter PSG)

Tak aneh banyak yang menyebutkan duel Real Madrid vs PSG ini sebagai final kepagian. Melihat sepak terjang kedua klub selama fase penyisihan grup, pantas membuat lawan merinding. Utamanya PSG yang mampu ungguli Bayern Munchen sebagai juara grup.

Sedangkan Real Madrid tetap pantas disegani meskipun hanya berada di posisi kedua saat fase grup. Real Madrid merupakan juara bertahan Liga Champions.

Tak hanya itu, Madrid pecahkan rekor saat juara Liga Champions back to back (beruntun). Real Madrid merupakan juara Liga Champions musim 2015/16 dan kembali juara di 2016/17 usai menang 4-1 atas Juventus di laga final yang berlangsung di Millenium Stadium, Cardiff, Wales.

"Saya sudah bertemu direktur PSG dan mereka tidak senang dengan hasil undian karena mereka menghadapi juara bertahan," kata Direktur Sport Madrid, Emilio Butragueno seperti dikutip situs resmi Madrid.

"Pemain juga punya banyak pengalaman di pertandingan seperti ini, dan sudah menunjukkan bahwa ketika pertandingan sulit dan penuh tekanan, itu justru menghasilkan yang terbaik dari mereka (Madrid)," sambungnya.

Itulah mengapa, meski PSG tampil meyakinkan selama fase grup, Real Madrid tetap diunggulkan di ajang ini. Sebagai pemegang rekor 12 kali juara, Real Madrid punya pengalaman bejibun di ajang Eropa ini.

"Pertandingan ini bisa saja menjadi final, jika melihat skuat kedua tim. Bertemu di 16 Besar berarti salah satu tim akan tersingkir," kata Butragueno.

"PSG semakin kuat dari musim ke musim. Mereka bermain luar biasa di fase grup dan punya potensi luar biasa," ujar Butragueno melanjutkan.


Tidak Gentar

Pemain Paris Saint-Germain, Neymar berusaha mengontrol bola pada matchday keenam Grup B Liga Champions kontra Bayern Munchen di Stadion Allianz Arena, Rabu (6/12). Kendati kalah 1-3, PSG tetap keluar sebagai juara Grup B. (AP/Matthias Schrader)

Bagi pemain PSG, duel melawan Real Madrid merupakan tantanga yang menarik. Meskipun tentu bagi fans PSG, mereka bakal kembali khawatir klub kesayangan mereka tersingkir lebih awal.

Seperti diketahui, musim lalu, PSG tersingkir secara dramatis oleh Barcelona. Meski sudah unggul 4-0 di Stade de Princes, PSG secara dramatis dicukur Barcelona 1-6 di Camp Nou. Bintang PSG saat ini, Neymar menjadi pahlawan Barcelona lewat dua gol pentingnya.

Kini, kekuatan PSG bertambah dengan hadirnya Neymar dan Kylian Mbappe. Dua penyerang ini diyakini bakal mengobrak-abrik sisi kiri dan kanan pertahanan Madrid. Keduanya bakal membuat kubu Madrid harus bekerja keras selama 90 menit untuk menjaga mereka.

"Fans kami akan sangat menyukai ini setelah pada musim lalu kami disingkirkan Barcelona. Ini akan luar biasa dan tantangan bagi PSG. Saya pikir kami siap," ujar full back kanan PSG, Maxwell.

Pantas ditunggu apakah klub super mahal PSG bisa mengalahkan kuatnya tradisi Real Madrid di pertandingan nanti. Bagaimanapun, statistik memihak Real Madrid. Dalam 7 musim terakhir, Real Madrid minimal selalu tembus semifinal Liga Champions.

Mungkinkah PSG menjadi kutukan buat Real Madrid? Pantas ditunggu duel Real Madrid vs PSG pada 13 Februari 2018 dan 7 Maret nanti.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya