Liputan6.com, Bogor - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meyakini, tingkat konsumsi masyarakat akan kembali meningkat di 2018. Hal ini diharapkan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun depan.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Adriyanto mengatakan, selama ini banyak yang menyebut jika daya beli masyarakat menurun. Namun menurut dia sebenarnya antara daya beli dan konsumsi masyarakat merupakan hal yang berbeda.
"Jadi sebetulnya kita harus bedakan antara daya beli dengan pengeluaran. Daya beli lebih dipengaruhi oleh inflasi. Kalau pengeluaran itu lebih dipengaruhi oleh naik turunnya pengeluaran. Data yang kita miliki, masyarakat masih ada tingkat pengeluaran yang cukup bagus, tapi tidak ada hubungannya dengan daya beli," ujar dia dalam Pelatihan Wartawan di Jeep Station Indonesia, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia menuturkan, tingkat konsumsi masyarakat, dalam hal ini rumah tangga di 2017 justru cenderung stabil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dinilai lebih baik dan menjadi bukti jika tidak ada gangguan pada daya beli masyarakat.
"Kalau dari konsumsi rumah tangga tumbuhnya relatif stabil. Konsumsi masih cukup bagus dan lebih stabil dibandingkan 2015. Tren konsumsi rumah tangga ini trennya menurun. Di tren di 2016 naik di kuartal dua dan turun selanjutnya. Tapi saat ini (2017) sudah cukup stabil," kata dia.
Selain itu, pada tahun ini memang masyarakat menengah ke atas menahan belanja dan memilih menyimpan dananya di bank. Namun, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi BKF Kemenkeu Adriyanto meyakini kelas menengah ke atas ini akan kembali meningkatkan belanja pada 2018.
"Data yang kita miliki, memang ada penahanan belanja pada tingkat income tertentu, jadi masyarakat menengah ke atas, dari data simpanan perbankan itu memang menunjukkan peningkatan. Tapi kami yakin ini sifatnya masih rekonsiliasi dari tingkat pendapatan ini dan kami yakin tahun depan mereka akan kembali melakukan belanja, peningkatan belanja seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi ini sifatnya hanya temporer untuk penahanan belanja masyarakat," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BI: Tanda Pemulihan Ekonomi RI Mulai Terlihat
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyatakan, pemulihan ekonomi Indonesia hingga mendekati pergantian tahun ini terus membaik.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo membuktikan, terus membaiknya ekonomi ini disebabkan adanya kenaikan dari indeks keyakinan konsumen (IKK) pada November 2017. Tercatat, IKK) pada November 2017 tercatat 122,1 naik dari Oktober 120,7.
"Saya lihat semua terus konsiten karena kuartal I, II dan III semua menunjukkan arah pemulihan ekonomi Indonesia meski pertumbuhan kuartal III itu 5,06 persen," kata Agus di Kompleks Bank Indonesia, Jumat 8 Desember 2017.
Agus menjelaskan, meningkatnya ekonomi ini salah satu faktor pendukungnya dari perbaikan investasi ekspor, bangunan dan non-bangunan. Mulai dari Januari-November saja, tercatat aliran dana yang masuk ke Indonesia sebanyak Rp 137 triliun, naik dibanding periode sama tahun lalu, yaitu Rp 126 triliun.
Terus meningkatnya investasi ini, Agus menuturkan, akan berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi oleh masyarakat. Dengan kata lain, hal ini mampu mendorong masyarakat untuk berbelanja. "Ini tentu mengarah ke 2018 di mana situasinya akan lebih baik," tegas Agus.
Seperti diketahui, Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen pada November 2017 meningkat. Hal tersebut tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2017 sebesar 122,1, naik dari Oktober 2017 yang tercatat 120,7.
Advertisement