Liputan6.com, Jakarta - Alergi terhadap semua makanan, bocah ini hanya hidup dengan memakan buah persik organik.
Baca Juga
Advertisement
Micah Gabriel Masson Lopez, anak laki-laki berusia dua tahun dari Montreal, Kanada hanya hidup dengan memakan buah persik organik. Dia menderita penyakit serius yang disebut food-protein induced enterocolitis syndrome (FPIES), sindrom ini membuat penderitanya mengalami alergi parah terhadap hampir semua makanan.
Micah kecil hampir tidak pernah merasakan sehat. Pasalnya selain penyakit FPIES, kekebalan tubuh Micah sangat lemah. Setiap bulan, orang tuanya harus membawa Micah ke sembilan spesialis yang berbeda dan tentu biaya medisnya sangat berat. Selain itu orangtua Micah harus mengeluarkan biaya untuk memasok buah persik demi kehidupan Micah.
Beratnya biaya yang ditanggung orangtua Micah, membuat mereka mengadakan penggalangan dana untuk membantu meringankan beban. Micah didiagnosis dengan FPIES pada usia enam bulan sejak dilahirkan. Micah harus terus-menerus berjuang menahan makanan yang masuk ke mulutnya.
Bahkan buah persik yang bisa dia makan tidak bisa dikonsumsi jika buahnya diolah. Dia tidak bisa memakan buah persik yang dingin atau olahan buah persik kaleng. Persik juga harus organik, hal ini menjadi permasalahan bagi orangtua Micah karena persik organik bukanlah buah yang tersedia setiap saat dan juga tidak murah.
Bisakah sembuh?
"Buah persik sangat sulit ditemukan di luar musimnya. Kami membeli buah persik dalam jumlah besar dan kehabisan dana untuk membelinya lagi, karena kami juga harus membayar kebutuhan medisnya yang kompleks, "kata ibunya, Caroline Masson.
Biaya menjadi beban, mereka sangat ingin bayinya bahagia dan bebas dari rasa sakit. "Makanan padat pertama yang kami uji coba adalah pisang. Dia mulai muntah empat jam kemudian, selama enam kali berturut-turut dan pingsan, wajahnya pucat, "kata Caroline.
"Pertama kali saya melihatnya saya shock karena reaksi Micah, saya bahkan tidak tahu bagaimana membantunya. saya menelepon 911 dan mereka tidak tahu apa itu FPIES. Jadi, kami menangis bersamanya sepanjang malam." lanjut Caroline.
Sayangnya, tidak ada obat untuk FPIES. Alergi ini memang biasa ditemukan pada anak-anak namun kebanyakan balita alergi terhadap 2 atau 3 makanan, sedangkan Micah alergi terhadap hampir semua makanan.
Meski begitu, orang tuanya tidak putus asa dan mencari makanan aman lainnya. Mereka bereksperimen dengan kaldu kelinci dan hasil awalnya cukup menggembirakan, tapi Micah hanya mampu memakan setengah sendok teh sehari dan itu masih jauh dari cukup.
Saat ini, orang tuanya berharap bisa mengumpulkan dana agar Micah bisa mendapatkan persiknya dan mendapatkan perawatannya.
Penulis:
Reza Sugiharto
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement