Survei: Puluhan Ribu Manusia Percaya Alien Hidup di Alam Semesta

Ternyata, sebagian besar dari populasi manusia mengaku percaya dengan alien. Bagaimana dengan kamu?

oleh Jeko I. R. diperbarui 13 Des 2017, 07:00 WIB
Meski belum terbukti keberadaannya, alien dan ufo dijadikan kurikulum di unversitas ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kamu percaya alien? Jika ya, kamu bisa saja masuk ke dalam daftar orang yang percaya alien ada di kehidupan ini. Ya, daftar tersebut baru-baru ini diungkap dalam sebuah survei terbaru soal kehidupan alien.

Survei yang dilakukan lembaga riset Glocalities ini dilakukan ke lebih dari 24 negara di seluruh dunia. Menariknya, sebagaimana dilansir Mirror pada Rabu (13/12/2017), 24.000 orang yang disurvei mengaku percaya dengan adanya alien di alam semesta.

Survei dijabarkan lebih detail saat mereka ditanyakan apakah percaya dengan eksistensi makhluk ekstraterestrial ada di alam semesta (di luar galaksi). 47 persen menjawab percaya.

Sementara, 61 persen mengaku percaya alien tinggal di sebuah planet di Tata Surya.

Pimpinan riset Glocalities Martijn Lampert mengatakan responden yang percaya dengan alien tersebut tidak termasuk ke dalam segmen minoritas.

"Mereka justru adalah orang-orang yang percaya dengan ilmu fiksi ilmiah, teknologi, dan juga budaya. Kepercayaan mereka dengan hal-hal semacam ini menumbuhkan upaya mereka untuk berkontribusi dengan teknologi pencarian alien," kata Lampert.

 


Komunikasi dengan Alien

Ilustrasi UFO di tengah malam. (Sumber Max Pixel untuk ranah publik via Creative Commons)

Sejalan dengan survei tersebut, umat menusia pada kenyataannya memang berupaya melakukan kontak dengan alien.

Ahli astronom dari lembaga 'pemburu' alien Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI), kabarnya akan menciptakan teknologi untuk berkomunikasi dengan makhluk ekstraterestrial dalam waktu dekat. Teknologi itu akan diuji coba mulai 2018.

Menurut yang dilansir CNET, belum banyak informasi yang bisa diungkap tentang teknologi ini, terkait bahasa apa yang akan dipakai, ke (planet) mana pesan tersebut akan dikirim, dan topik apa yang akan dibahas.

Yang pasti, teknologi tersebut dinamai sebagai Messaging Extraterrestrial Intelligences atau METI. Jadi, bentuk METI adalah semacam 'aplikasi' pesan instan antara umat manusia dan alien. Pengembangan teknologi ini dipimpin oleh Douglas Vakoch sebagai Presiden dari METI International.

Sekarang, Vakoch bersama tim METI masih fokus mengembangkan software linguistik yang akan digunakan untuk berkomunikasi.

Software tersebut akan memanfaatkan gelombang suara dan menerjemahkannya dalam transkrip bahasa yang bisa dimengerti manusia.


Sangat Berbahaya

Sayangnya, teknologi ini dianggap sangat berbahaya. Para astronom SETI pun menepis penemuan tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh fisikawan terkemuka Stephen Hawking.

Ia menilai, hal semacam menguji kontak dengan alien di luar angkasa sangat berisiko. Walau demikian, Vakoch menggubris kritik dari para rekannya.

Prediksi komunikasi manusia dengan alien sendiri, sebetulnya sudah dilontarkan oleh Direktur SETI Seth Shostak. Menurutnya, teknolog semacam ini justru baru akan rampung dalam dua dekade mendatang.

Sementara, ahli astronomi dari Cornell University Yervant Terzian, memprediksi kontak pertama dengan alien justru baru akan terjadi sekitar 1.500 tahun mendatang.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya