Liputan6.com, Jakarta - Polisi mengungkap rencana seorang terduga teroris berinisial NH yang diamankan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, 27 November lalu. Polisi menduga NH akan terbang ke Filipina untuk bergabung dengan kelompok teror di sana.
"Kalau si NH ini berencana memang terbang ke Filipina. Jadi, ada sinyalemen yang bersangkutan mau ke sana," ungkap Kapolda Kalimantan Barat Didi Haryono di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Advertisement
Awalnya, kata Didi, NH ditangkap ketika menunggu pesawat menuju Kuching, Malaysia. Dia terbang menggunakan maskapai penerbangan Air Asia dengan nomor AK-1029.
Namun, ketika diinterogasi, ternyata polisi menemukan indikasi bahwa NH akan bergerak ke Filipina. Dengan fakta itu, Didi menambahkan, Densus mencurigai bahwa NH akan turut bergabung dengan kelompok teror di Filipina.
"Makanya kami dalami. Sambil kita ke depannya kita akan ungkap sampai ke jaringan-jaringan dan sel-selnya," ucap Didi.
Tangkap Buron Bom Panci Bandung di Malaysia
Polri kembali menangkap pelaku aksi teror. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan keberhasilan jajarannya membekuk seorang yang masuk daftar pencarian orang.
"(Di) Malaysia ada satu orang ditangkap buronan dari kita kasus bom panci di Bandung," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/12/2017).
Namun, Kapolri tidak mengungkap kapan operasi penangkapan itu dilakukan. Tito juga tidak menjelaskan siapa buron yang ditangkap.
Bandung dua kali mendapat serangan bom panci. Pada Februari 2017, bom panci meledak di Kantor Kelurahan Cicendo. Beberapa bulan kemudian, tepatnya Juli 2017, bom panci kembali meledak. Yang terakhir terjadi di sebuah kontrakan di kawasan Buah Batu.
Advertisement
Koordinasi dengan Polisi Malaysia
Tito mengatakan, pihaknya juga menangkap teroris jaringan Malaysia di Kalimantan Barat. Polri telah berkoordinasi dengan kepolisian Malaysia.
Jelang perayaan Natal 2017, Polri pun bersiaga. Namun, sejauh ini belum ada sinyalemen ancaman teror.
"Tidak ada rencana aksi yang kita dengar teror, tapi yang kita lakukan langkah biasa, langkah proaktif duluan," pungkas Tito.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini: