Harga Emas Tertekan Prospek Kenaikan Bunga The Fed

Harga emas memang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Des 2017, 06:45 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun ke level terendah dalam lima bukan pada penutupan perdagangan Selasa karena investor bersiap-siap akan kenaikan suku bunga. Data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik akan mendorong Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) untuk menaikkan suku bunga.

Mengutip Reuters, Rabu (13//12/2017), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi US$ 1.24064 per ounce pada perdagangan pukul 2 siang waktu New York. Sebelumnya harga emas sempat menyentuh level terendah sejak 20 Juli di angka US$ 1.235,92 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari turun US$ 5,20 atau 0,4 persen ke level US$ 1.241,70 per ounce.

Pasar global sedang mengamai pertemuan dua hari yang tengah dilakukan oleh Bank Sentral AS untuk menanti adanya petunjuk mengenai jalur kenaikan suku bunga bank sentral AS di masa mendatang.

"Kenaikan pada Desember ini sudah ada di jalur harga emas saat ini. Saat ini pelaku pasar tengah menunggu prospek," jelas analis komoditas ABN Amro, Georgette Boele.

Harga emas memang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS karena emas akan kalah dengan instrumen keuangan terutama obligasi yang selain memberikan untung di kenaikan harga juga di bunga atau imbal hasil.

Selain itu, harga emas juga akan sangat sensitif terhadap dolar AS. Kenaikan suku bunga akan mendorong penguatan nilai tukar dolar AS yang kemudian akan menekan harga emas karena menjadi lebih mahal bagi yang bertransaksi mengunakan mata uang lain.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya